Oleh : Ahmad Ricky Baidhawi
Jurusan : S-1 Ilmu Perpustakaan
Fakultas : Adab
Universitas : UIN Ar- Raniry Banda Aceh
Jurusan : S-1 Ilmu Perpustakaan
Fakultas : Adab
Universitas : UIN Ar- Raniry Banda Aceh
Asimilasi Kebudayaan
A. Pengertian Asimilasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang
disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk
kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan
antara orang atau kelompok. Untuk
mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan
tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya
batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas
antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan
kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok.
Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Secara matematis asimilasi dapat
di tulis sebagai Aa+Bb+Cc=Dd yang berarti bahwa kelompok etnik A, B, dan C karena
faktor-faktor pendorong asimilasi terpenuhi, mengalami peleburan unsur-unsur
kebudayaan kelompok etnik a + b + c menghasilkan kebudayaan baru d, yang
sebelumnya tidak ada dalam kebudayaan A, B, maupun D.
B. Jenis-jenis asimilasi
- Asimilasi
budaya : proses mengadopsi nilai, kepercayaan, dogma, ideologi bahasa dan
sistem simbol dari suatu kelompok etnik atau beragam kelompok bagi
terbentuknya sebuah kandungan nilai, kepercayaan, dogma, ideologi bahasa
maupun sistem simbol dari kelompok etnik baru.
- Asimilasi struktural : proses penetrasi
kebudayaan dari suatu kelompok etnik ke dalam ke dalam kebudayaan etnik
lain melalui kelompok primer seperti keluarga, teman dekat,DLL
- Asimilasi perkawinan, atau sering disebut
asimilasi fisik yang terjadi karena perkawinan antar etnik atau antarras
untuk melahirkan etnik atau ras baru.
Namun disini
kita akan membahas tentang asimilasi kebudayaan yang ada di sekitar kehidupan
kita.
C. Syarat
asimilasi
Asimilasi dapat terbentuk apabila
terdapat tiga persyaratan berikut:.
- terdapat sejumlah kelompok yang memiliki
kebudayaan berbeda.
- terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok
secara intensif dan dalam waktu yang
relatif lama.
Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan
diri.
D. Faktor pendorong terjadinya asimilasi
Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah
terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut. Toleransi di antara sesama
kelompok yang berbeda kebudayaan Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat Persamaan dalam unsur-unsur
kebudayaan universal perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya Mempunyai
musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh
tersebut.
Faktor pendoriong yang lain adalah tingginya toleransi
masing-masing individu dari dua atau lebih kebudayaan yang berbeda, ditengarai
sebagai cikal bakal munculnya asimilasi budaya. Juga silkap terbuka dari
individu atau golongan yang berkuasa dalam sebuah masyarakat juga merupakan cikal
bakal yang mendorong terjadinya asimilasi budaya.
Sebagai makhluk sosial, menjadi kebutuhan dasar
manusia untuk senantiasa bisa berinteraksi sesama makhluk, tak memandang
darimana asalnya. Dampak dari interaksi antara sesama manusia ini melahirkan
sesuatu yang baru yang disepakati bersama. Dalam konteks kebudayaan, hasil dari
interaksi ini melahirkan asimilasi kebudayaan.
Faktor-faktor
yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi dengan lebih mudah kami
sajikan dalam bentuk perpoin adalah sebagai berikut:
- Toleransi antar kelompok yang berbeda kebudayaan.
- Kesempatan yang seimbang dalam bidang sosial atau
ekonomi.
- Sikap menghargai orang asing dan kebudayaan
mereka.
- Sikap terbuka dari golongan etnik dominan
terhadap kelompok etnik minoritas.
- Persamaan unsur kebudayaan.
- Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
- Adanya musuh yang sama.
E. Faktor penghalang terjadinya
asimilasi
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang
terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut. Kelompok yang terisolasi atau
terasing (biasanya kelompok minoritas) Kurangnya pengetahuan mengenai
kebudayaan baru yang dihadapi Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan
baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga
kemasyarakatan Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi
daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan
kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya
Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut
Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang
bersangkutan Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa.
Faktor penghalang yang lain adalah kelompok-kelompok
lain yang menutupi diri dan kurangnya
pemahaman terhadap perubahan kebudayaan yang terjadi, menjadi faktor penghalang
dari terjadin ya asimilasi budaya. Juga munculnya prasangka negatif terhadap
keb udayaan tertentu.
Faktor-faktor
umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi kami juga menyajikan
dalam bentuk perpoin agar mudah dipahami adalah sebagai berikut.
- Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya
kelompok minoritas).
- Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru
yang dihadapi.
- Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan
baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
- Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih
tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini
mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan
kelompok lainnya.
- Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan,
warna kulit atau rambut.
- Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada
kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
- Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa.
F. Terminologi asimilasi kebudayaan
Terminologi asimilasi kebudayaan dapat diterjemahkan sebagai
pembaruan atau saling bercampurnya dua unsur kebudayaan yang awalnya berbeda.
Unsur-unsur kebudayaan yang menjadi ciri khas dari masing-masing kebudayaan itu
lambat laun menghilang digantikan kebudayaan yang baru.
Awalnya, asimilasi budaya lahir sebagai upaya
mempererat hub pelaku budaya, baik berupa tindakan, perasaan, pikiran, dan
sikap-sikap keseharian dengan lebih mementingkan tujuan dan kepentingan
bersama.
Budaya sebagai hasil budi dan daya seseorang atau
kelompok orang memang sangat menonjolkan ciri-ciri khas individu atau kelompok
pengusung budaya tersebut. Jika masing-masing kelompok mengusung budaya yang
berbeda dengan ciri khas masing-masing dan tetap mempertahankan ciri khasnya itu
dalam masyarakat dimana terjadi intetraksi maka bisa mengganggu keharmonisan
dan keselarasan dalam interaksi sehari-sehari.
Asal- asal itulah yang kemudian melahirkan pikirean
untuk mengasimilasi budaya tertentu sehingga lahir budaya baru yang bisa
diterima oleh semua pelaku interaksi dengan tetap memperhatikan keberagaman
sebagai sebuah kekayaan.
Asimilasi budaya tidak semata melahirkan budaya baru
sebagai hasil pencampuran, namun demikian semakin tipislah perbedaan individu
dalam kelompok masyarakat baru tersebut. Masing-masing individu kemudian
mengidentifikasikan diri masing-masing diselaraskan dengan keinginan atau
kepentingan bersama. Inilah salah satu dampak positif terhjadinya asimilasi budaya.
Sebagai contoh kita bisa melihat bahwa seperti
masyarakat entis cina yang hidup dan tumbuh bersama masyarakat etnis tertentu
di indonesia misalnya, melahirkan pikiran-pikiran yang bermanfaat untuk
kepentingan bersama, dari sinilah terjadi asimilasi budaya. Tari borong yang
sudah dipengaruhi atraksi sisingaan misalnya, membuat suatu atraksi baru yang
lebih indah. Asimilasi budaya merupakan buah kesadaran akibat interaksi dua
kebudayaan atau lebih yang berbeda dan hidup dalam satu kelompok masyarakat tertentu,
yang telah terjadi pada waktu lama.
Contoh sederhana asimilasi sebagai berikut:
"Nury adalah
orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan Bunga yang
merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango).
Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya
yang menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. si Nury akhirnya punya tarian baru
yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian
barunya tidak mirip sama tarian Bali atau tarian Tango".
No comments:
Post a Comment