Pages

Saturday, March 24, 2018

Tata Letak dan Desain Ruang Perpustakaan Desa


      A.  Latar Belakang Masalah
 Desa/kelurahan merupakan salah satu subsistem dalam pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa adalah lembaga pemrintah dengan wilayah hukum yang berada pada posisi yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Setiap desa di seluruh wilayah nusantara mempunyai kedudukan  dan posisi yang sangat strategis karena menyatu dengan masyarakat dalam kehidupan desa yang harmonis, selaras dan seimbang. Sebuah kehidupan dengan nilai-nilai, norma, budaya, adat-istiadat, kekerabatan, kerifan lokal, dan nuansa religius serta keramahan lingkungan. Suatu sistem tata kehidupan masyarakat merupakan aset milik bersama yang harus tetap dapat dipelihara, dipertahankan, dan dilestarikan.
Desa sebagai penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan perlu dilengkapi, difasilitasi, dan didukung dengan pembentukan lembaga-lembaga layanan sosial dan layanan publik. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu lembaga itu adalah perpustakaan umum desa. Sebuah perpustakaan yang berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 
Perpustakaan desa merupakan pusat penyedia bahan pustaka dan akses informasi bagi semua anggota masyarakat untuk kepentingan pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan literasi informasi dan rekreasi. Maka sebuah perpustakaan dilihat dari segi fisiknya juga memerlukan pembinaan yang tepat, yang memperhatikan aspek lokasi gedung dan ruangan. Pemilihan lokasi  perpustakaan yang strategis dan tata ruang perpustakaan yang bagus dapat meningkatkan kemudahan akses oleh masyarakat dan kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan.

      B.  Pengertian Perpustakaan Desa
Perpustakaan desa adalah lembaga layanan publik yang berada di desa. Sebuah unit layanan yang dikembangkan dari, oleh dan untuk masyarakat tersebut. Tujuannya untuk memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan warga yang berkaitan dengan informasi, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi kepada semua lapisan masyarakat.
Menurut lokasinya Perpustakaan Desa/Kelurahan tidak terbatas kepada perpustakaan yang terletak di pedesaan, tetapi secara luas juga mencakup semua perpustakaan yang ada di wilayah Desa/Kelurahan dalam sebuah kota. Perpustakaan Desa/Kelurahan dapat dipandang sebagai basis pemasyarakatan perpustakaan di tengah-tengah masyarakat karena kebutuhan ril masyarakat akan informasi atau buku-buku bisa langsung dipenuhi oleh Perpustakaan Desa/Kelurahan tanpa harus pergi ke perpustakaan umum di pusat kota ataupun membeli buku di toko buku. Semakin banyak Perpustakaan Desa/Kelurahan yang didirikan di tengah-tengah masyarakat, maka akan semakin besar kemungkinan masyarakat untuk dilayani kebutuhan informasinya oleh perpustakaan.

      C.  Tujuan Perpustakaan Desa
 Salah satu media/sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan membaca guna mencerdaskan kehidupan masyarakat desa/ kelurahan adalah perpustakaan, oleh karena itu maka secara umum tujuan penyelenggaraan Perpustakaan Desa adalah :
1.  Untuk Menunjang program wajib belajar.
2.  Menunjang program pendidikan seumur hidup bagi masyarakat.
3. Menyediakan buku-buku pengetahuan maupun keterampilan untuk mendukung keberhasilan kegiatan masyarakat di berbagai bidang, misalnya :
·      Pertanian (yang produktif)
·      Perikanan, peternakan, perindustrian
·      Pengolahan, pemasaran, dan lain-lain.
4. Menggalakkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan waktu luang untuk membaca agar tercipta masyarakat yang kreatif, dinamis, produktif dan mandiri.
5.  Menyimpan dan mendayagunakan berbagai dokumen kebudayaan sebagai sumber informasi, penerangan, pembangunan dan menambah wawasan pengetahuan masyarakat pedesaan.
6.  Memberikan semangat dan hiburan yang sehat dalam pemanfaatan waktu senggang dengan hal-hal yang bersifat membangun.
7.  Mendidik masyarakat untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

      D. Fungsi Perpustakaan Desa
 Tugas pokok Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah melayani masyarakat dengan menyediakan bahan pustaka/bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
Adapun fungsi Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah sebagai beikut :
1. Mengumpulkan mengorganisasikan clan mendayagunakan bahan pustaka tercetak maupm terekam.
2.   Mensosialisasikan manfaatjasa perpustakaan.
3.   Mendekatkan buku clan bahan pustaka lamnya kepada masvarakat.
4.   Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai pusat komunikasi dan informasi .
5. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan bacaan hiburan sehat.

      E.  Tata Letak dan Luas Bangunan Perpustakaan Desa
Adapun yang sangat perlu diperhatikan saat pembangunan sebuah perpustakaan desa antara lain :
1.    Lokasi perpustakaan desa harus berada dipusat kegiatan masyarakat.
2.  Perpustakaan desa menempati bangunan tersendiri yang mudah diketahui dan dicapai oleh pemustaka/pengunjung perpustakaan.
3.     Ukuran bangunan perpustakaan desa sekurang-kurangnya 56 m2.

      F.  Desain Ruangan Perpustakaan Desa
Dalam melakukan desain/tata ruang perpustakaan banyak hal yang di butuhkan, agar dalam melakukan desain ruang dapat tertata dengan baik dan sempurna. Penataan ruangan perpustakaan adalah hal yang mutlak perlu di lakukan oleh pustakawan agar ruang kerja dan ruang layanan perpustakaan dapat tercipta suasana yang rapi, bersih, indah dan nyaman, serta dapat meningkatkan kwalitas dari layanan yang kita sediakan. Sehingga dengan kenyamanan dari ruangan perpustakaan dapat memberi efek kepada para pengguna perpustakaan agar merasa betah dan mau datang lagi ke perpustakaan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan desain ruang perpustakaan desa, antara lain :
1.   Bentuk ruangan
Sebelum menata ruangan perpustakaan desa perlu di ketahui bahwa bentuk ruang yang sangat efektif adalah ruangan yang berbentuk bujur sangkar. Karena ruang berbentuk bujur sangkar, merupakan ruang yang paling  mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas pengunjung yang ramai. Selain itu bentuk ini juga paling mudah dan baik untuk pengaturan penerangan.
2.   Pembagian ruangan
-      Area koleksi, layanan dan kegiatan pembelajaran
Area ini seluas 75% dari keseluruhan luas gedung perpustakaan. Yang terdiri dari area koleksi dan area baca anak-anak, dewasa, koleksi buku, non buku dan area majalah.
-      Area pengelola
Area pengelola seluas 25% dari keseluruhan luas gedung perpustakaan. Yang terdiri dari area kepala perpustakaan, area administrasi, area pengadaan dan pengorganisasian bahan pustaka.
3.    Penataan perabot perpustakaan
Penempatan perabotan perpustakaan desa diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan, seperti :
Ø  Lobi :
Lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu, meja dan kursi petugas
Ø   Ruang peminjaman : 
Meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah otomosi maka computer , bacode reader dan kursi petugas.
Ø   Ruang koleksi buku dan ruang baca :
Rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, meja dan kursi
Ø   Ruang kepala perpustakaan dan administrasi :
Meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, telpon, kereta buku, lemari buku dsb.
4.    Penerangan, Ventilasi dan Pengamanan
a.    penerangan
Penerangan harus diatur dan disesuaikan dengan kondisi ruangan sehingga tidak terjadi kegelapan di ruangan atau membuat silau. Penerangan yang tepat dapat menggunakan lampu penerangan.
b.    Ventilasi
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan karena selain untuk kenyamanan petugas dan penggunaan ventilasi juga diperlukan untuk bahan pustaka. Penyejukan ruangan perpustakaan yang efektif biasanya tidak menggunakan ventilasi tetapi menggunakan AC.
c.    Pengamanan
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, pencurian bahan pustaka, dll.
Ø      Kebakaran :
Penempatan jalan darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah dicapai, pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar, penyediakan alat-alat pemadam kebakaran, alat pendeteksi kebakaran (alarm sistem).
Ø      Banjir, gempa bumi dan petir (bencana alam)
Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi dari pada tanah disekitar bangunan, sistem pembuangan air hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman perpustakaan, perancangan bangunan tahan gempa dan memasang sistem penangkal petir terutama pada bangunan bertingkat.
Ø       Pencurian bahan pustaka
Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk dan peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat yang sullit dijangkau.
5.    Penggunaan Rambu-Rambu
Rambu-rambu/petunjuk dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan secara maksimal. Rambu-rambu dibuat dalam bentuk tulisan, simbol ataupun gambar. Contoh rambu di dalam perpustakaan seperti simbol atau tulisan “ meja informasi”, “ Penitipan Barang “, ‘ Harap Tenang” atau “Dilarang merokok”, dll. Dalam mendesain rambu di perpustakaan perlu memperhatikan huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dan dipahami. Di dalam penempatan rambu-rambu perpustakaan biasanya menggunakan metode digantung diplafon diatara rak, ditempel didinding atau perabot, ditempatkan berdiri diatas lantai atau perabot perpustakaan.
Untuk lebih meningkatkan layanan kenyamanan dan keindahan perpustakaaan desa/kelurahan alangkah baiknya rambu-rambu ini di buatkan dengan huruf/kaligrafi dan di bingkai dengan indah sehingga akan menambah kecantikan pemandangan di dalam ruangan perpustakaan.

      G.  Peran Tata Letak dan Desain Ruang Perpustakaan Desa
Peran tata letak dan adanya desain ruang perpustakaan desa adalah sebagai berikut :
1.  Memberi kesan nyaman saat memasuki perpustakaan dan kemungkinan akan menggunakan layanan lain di perpustakaan.
2.    Pemustaka akan merasa betah dengan keindahan dan kerapian penataan ruangan, dan hal tersebut juga memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari bahan pustaka yang di inginkan.
3.   Dengan penataan penerangan yang baik akan meningkatkan layanan membaca di tempat karena terangnya ruangan.
4.   Dengan penggunaan AC/penyejuk lainnya dapat membuat pengguna untuk tetap merasa betah dan nyaman saat membaca di perpustakaan.
5.   Peran yang paling utama dari penataan ruangan adalah membuat semua layanan yang ada/ di sediankan di perpustakaan ikut meningkat karena kwalitas penataan ruangan yang baik akan membawa manfaat yang baik pula untuk kegiatan lainnya. Seperti : meningkatkan kenyaman pengunjung dan menarik minat pengunjung datang, meningkatkan kinerja para pustakawan/pegawai sehingga akan meningkatkan layanan perpustakaan yang diberikan.

      H.  Strategi Pengembangan Perpustakaan Desa
 Upaya mengembangkan Perpustakaan Desa/Kelurahan bukanlah suatu usaha yang tiba-tiba muncul melainkan membutuhkan suatu proses yang panjang, yang melibatkan pikiran yang cerdas dan inovatif, sikap aktif dan kreatif, serta mengatur strategi yang matang agar tercapai hasil seperti yang diharapkan.
Strategi pengembangan perpustakaan pada hakekatnya adalah cara-cara sistematis yang perlu dilakukan dalam upaya melakukan pengembangan perpustakaan untuk mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi pengembangan harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam pengaturan strategi perlu juga dipertimbangkan beberapa komponen penting sebagai kajiannya serta memperhatikan setiap faktor pendukung dan penghambat dari komponen tersebut.
Dalam mengatur strategi pengembangan Perpustakaan Desa di Indonesia, ada beberapa komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam proses tersebut, yaitu:
1.    Sarana dan Prasarana Perpustakaan
 Pembangunan sarana dan prasarana perpustakaan merupakan komponen yang paling penting dalam pendirian sebuah Perpustakaan Desa/Kelurahan. Karena sarana dan prasarana inilah nanti yang akan menentukan bagaimana situasi dan kondisi suatu Perpustakaan Desa/Kelurahan. Sarana dan prasarana yang dimaksud yaitu ruangan/gedung perpustakaan, perlengkapan (termasuk meubelair), dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja.
Perpustakaan dikatakan baik dan ideal apabila memiliki ruangan/gedung yang memadai, koleksi yang lengkap dan fasilitas yang cukup. Dalam membangun sarana dan prasarana Perpustakaan Desa/Kelurahan perlu komitmen yang jelas dari para penentu kebijakan yaitu Bupati, Walikota, Camat, dan Kepala Desa/Kelurahan. Kalau perpustakaannya bagus, tidak kumuh, dan suasananya nyaman, apalagi didukung komitmen pemerintah daerahnya untuk terus memajukan perpustakaan, maka tingkat pendidikan masyarakatnya akan maju dan tingkat buta aksara masyarakatpun pasti rendah.
Perlu dipahami bahwa penyediaan gedung/ruangan Perpustakaan Desa/Kelurahan merupakan tanggung jawab pemerintah desa, yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Desa/Kelurahan. Kepala Desa/Kelurahan secara fungsional adalah penanggung jawab pelaksanaan penyelenggaraan Perpustakaan Desa/Kelurahan. Maka Kepala Desa/Kelurahan bertanggung jawab untuk menyediakan gedung/ruangan khusus untuk Perpustakaan Desa/Kelurahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBD).
2.    Koleksi perpustakaan
Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) minimal adalah seribu judul (2.500 eksemplar).
Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan bisa bersumber dari pembelian, hadiah, tukar menukar, sumbangan Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Provinsi, koleksi Perpustakaan Keliling, atau sumbangan dari masyarakat. Hal yang paling penting yang harus diperhatikan dalam pengadaan koleksi adalah pengelola perpustakaan harus benar-benar memperhatikan kebutuhan masyarakat pengguna jasa perpustakaan serta tujuan dan misi yang diemban oleh Perpustakaan Desa/Kelurahan. Perpustakaan Desa/Kelurahan melayani segala lapisan dan golongan masyarakat yang beraneka ragam. Oleh karena itu pengadaan koleksi harus memperhatikan keanekaragaman tersebut baik dari segi demografi lokasi tempat tinggal masyarakat, jenis mata pencaharian utama masyarakat, politik, ekonomi, sosial, budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Karena semua aspek ini sangat menentukan apakah koleksi perpustakaan akan berdayaguna atau tidak bagi masyarakat.
3.    Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Perpustakaan
     Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen penting dalam operasional Perpustakaan Desa/Kelurahan. SDM pengelola perpustakaan inilah nanti yang akan menentukan keberlangsungan sebuah perpustakaan. Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan biasanya ditunjuk langsung oleh Kepala Desa, bisa saja seorang pustakawan, pegawai administrasi kantor Kelurahan/Desa, Karang Taruna, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau masyarakat biasa.
4.    Sumber Dana Perpustakaan
     Anggaran atau sumber dana sebuah perpustakaan mutlak harus ada, karena tanpa ketersediaan anggaran akan sulit bagi perpustakaan untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Anggaran tersebut untuk membiayai semua operasional perpustakaan agar perpustakaan tetap dapat eksis dan semakin berkembang. Sumber dana/pembiayaan Perpustakaan Desa/Kelurahan sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 1984 Tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah berasal dari :
1.   Swadaya masyarakat Desa/Kelurahan
2.   Bantuan pemerintah (APBD/APBN)
3.   Lain-lain yang sah dan tidak mengikat
Pemerintah desa juga dapat menganggarkan dana Perpustakaan Desa/Kelurahan melalui ADD (Alokasi Dana Desa) yang bersumber dari APB Desa untuk operasional Perpustakaan Desa/Kelurahan yang meliputi pengadaan, pengolahan, dan pelayanan bahan pustaka sehingga Perpustakaan Desa/Kelurahan dapat tumbuh dan berkembang. Penentuan besar ADD untuk operasional Perpustakaan Desa/Kelurahan disesuaikan dengan kemampuan keuangan dalam APB Desa.
Pengalokasian anggaran untuk perpustakaan merupakan faktor penting dalam pengembangan Perpustakaan Desa/Kelurahan, sekaligus merupakan bentuk kepedulian pemerintah desa terhadap perpustakaan. Adanya anggaran menunjukkan bahwa pemerintah desa telah memiliki keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik yaitu mengajak masyarakatnya menjadi masyarakat yang melek informasi.
           5.   Promosi Perpustakaan Desa
     Promosi merupakan bagian penting di dalam perpustakaan termasuk perpustakaan Desa/Kelurahan. Karena promosi merupakan upaya untuk memperkenalkan Perpustakaan Desa/Kelurahan kepada masyarakat dan upaya untuk menjaring masyarakat desa agar mau memberdayakan perpustakaan yang ada.

         I.  Kesimpulan
Perpustakaan Desa/Kelurahan memiliki peran yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat terutama masyarakat desa/kelurahan di sekitar lokasi berdirinya perpustakaan. Oleh sebab itu semangat menyelenggarakan perpustakaan Desa/Kelurahan seyogyanya mendapat apresiasi dari semua pihak yang benar-benar berkomitmen terhadap upaya mencerdaskan masyarakat melalui kegiatan membaca di perpustakaan.
Desain/tata ruang perpustakaan desa adalah usaha untuk mengatur atau menyusun ruangan perpustakaan  desa dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi para petugas dan pemakai perpustakaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tata ruang perpustakaan adalah: letak dan luas bangunan, bentuk ruangan, pembagian ruangan, penataan perabot, penerangan, ventilasi, pengamanan dan penggunaan rambu-rambu di perpustakaan desa. Dengan adanya penataan semua hal ini maka akan meningkatkan kualitas dari layanan perpustakaan.

        J.  Saran
Untuk itu para pustakawan khususnya yang bekerja di perpustakaan desa sebaiknya perhatikan pula tata letak dan desain ruangan perpustakaan desa tersebut, karena tata ruang yang baik akan memberikan efek yang baik pada kwalitas layanan perpustakaan.


DAFTAR PUSTAKA
Luwarsih Pringgoadisurjo. Perpustakaan Chusus. Jakarta : Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga ilmu Pengetrahuan Indonesia, 1971.
Murniaty. Strategi Pengembangan Perpustakaan Desa Keluruhan Indonesia. Dunia Pustaka. Diakses : http://strategi_pengembangan_perpustakaan_desa_kelurahan_di_indonesia.html. Pada Tanggal : 19 September 2014.
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa. Editor Soekarman. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2001.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2010.
Sutarno. Membina Perpustakaan Desa : Dilengkapi Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2008.
Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2006.

Friday, March 23, 2018

Sistem Informasi dalam Bidang Agama

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang perkembangan sistem informasi pada zaman modern yang mempengaruhi bidang agama. Akibat berkembang pesatnya sistem informasi memberikan pertanda bahwa tantangan yang akan dihadapi manusia di masa depan semakin besar, baik dalam bidang politik, hukum, ekonomi/bisnis, pertahanan dan keamanan, budaya, bahkan dalam bidang agama.  Selain agama manjadi tuntunan dan panutan hidup bagi umat manusia, agama juga memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia yaitu menjadi penunjuk dalam upaya mewujudkan sesuatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermatabat.

Pendahuluan
Menurut Robert A.Leitch sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
Sedangkan agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Maka agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui para Rasul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi peraturan, perintah, dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di akhirat kelak. Agama Islam adalah agama yang sebenar dan akan kekal menjadi agama yang sebenar-benarnya.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam islam secara utuh, keseluruhan (jangan sebagian-sebagaian) dan jangan kamu mengikuti langkah setan, sesunggungnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”

Hubungan Agama dengan Sistem Informasi
Hubungan agama dengan sistem informasi adalah agama sebagai sebagai penggerak dan pengendali ataupun sebagai landasan spiritual, moral, dan etika dalam pengembangan sistem informasi.
Pergembangan sistem informasi dengan kehidupan beragama diusahakan agar tidak saling bertabrakan.  Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan sistem informasi begitu juga sebaliknya pengembangan sistem informasi juga diharapkan tidak mengganggu pengembangan kehidupan beragama.  Jika terjadi klonflik pertentangan yang timbul antara keduanya dapat diselesaikan dengan kebijaksanaan.

Dampak Positif Perkembangan Sistem Informasi dalam Bidang Agama
Salah satu contoh dampak positif dari perkembangan sistem informasi dalam bidang agama islam yaitu sudah munculnya aplikasi Al-Qur’an digital, baik yang menyediakan aplikasi mushaf Al-Qur’an maupun tafsir atau terjemahan dengan berbagai bahasa. Aplikasi Al-Qur’an digital ini juga dibuat dalam berbagai versi yang disesuaikan dengan teknologi pendukungnya seperti laptop, tablet, smartphone, dan sebagainya. Dengan adanya aplikasi tersebut umat beragama khususnya umat islam dapat  membaca dan mengkases mushaf Al-Qur’an dan tafsir/terjemahan Al-Qur’an kapanpun dan dimanapun mereka berada.

Dampak Negatif Perkembangan Sistem Informasi dalam Bidang Agama
Kondisi umat Islam pada masa sekarang zaman modern ini semakin diperparah dengan penurunan nilai-nilai moral. Fenomena yang berpengaruh dalam penurunan  nilai-nilai keagamaan yaitu:
1.  Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang berbau negatif
2.  Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat
3.  Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru menampilkan berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama
4.  Krisis silaturahmi antara umat islam
Sifat-sifat diatas sudah tentu tidak menguntungkan bagi umat yang beragama, terutama bagi kemulian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kemajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan sesama umat islam itu sendiri.

Penutup
Pergembangan sistem informasi dengan kehidupan beragama diusahakan agar tidak saling bertabrakan.  Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan sistem informasi begitu juga sebaliknya.  Jika terjadi klonflik pertentangan yang timbul antara keduanya diselesaikan dengan kebijaksanaan. Selain sistem informasi memberikan dampak negatif  bagi kehidupan beragama, sistem informasi juga memberi banyak manfaat dan dampak positif di bidang agama. Agar umat islam tidak terperdaya ke dalam kesesatan, maka umat islam harus lebih pemahami secara utuh tentang islam itu sendiri. Umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang iman dan takwa tetapi juga harus memiliki pengetahuan dalam bidang iptek  (ilmu dan teknologi).
Daftar Pustaka
      Abdul Hamid, Yaya, Pemikiran Modern Dalam Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2010.
      Abdul Kodir, Terra Ch. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi, 2003.
      Fathoni Ahmad Miftah, Pengantar Studi Islam, Semarang :  Gunung Jati, 2001.
  Irhamullah. Academia.edu 2015. Pendidikan Islam dan Teknologi Informasi. Diakses Melalui: http://www.academia.edu/7888262/Pendidikan_Islam_dan_Teknologi_Informasi. Pada Tanggal: 22 Januari 2015.    
     Jogiyanto. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi, 2003.
     Supadie Didiek Ahmad. Pengantar Studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers, 2011.
 Stidnatsir. 2010. Agama dan negara dalam Pandangan Mohammad Natsir. Diakses Melalui: http://www.stidnatsir.ac.id/Pada Tanggal: 13 Desember 2014. 

Thursday, March 22, 2018

Jasa Layanan Informasi Perpustakaan SMA

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
      Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan formal di pendidikan dasar, menengah dan atas yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah juga merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Ada beberara fungsi dari perpustakaan sekolah, yaitu :
1. Fungsi Informasi, perpustakaan menyediakan sumber-sumber informasi yang beraneka ragam, bermutu dan mutakhir.
2. Fungsi Pendidikan, membangkitkan kegemaran membaca anak didik/siswa melalui proses belajar mengajar yang tersusun sesuai dengan program yang ditetapkan.
3. Fungsi Rekreasi, menyediakan bahan pustaka yang bersifat menghibur seperti novel, komik dsb.
4. Fungsi Administrasi, menjalankan fungsinya dengan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dalam bentuk kegiatan pencatatan, penyeleksian, pemprosesan bahan pustaka dan penyelenggaraan layanan secara efektif dan efisien.
5. Fungsi Pelestarian dan Deposit, perpustakaan melestarikan dan menyimpan karya dari siswa maupun staf pengajar.

B.  Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis layanan yang dilakukan pada Perpustakaan Sekolah SMA N. 1 Barona Jaya?
2. Bagaimana sistem layanan yang diterapkan di Perpustakaan Sekolah SMA N. 1 Barona Jaya?
3. Apa saja konsep yang harus diperbaiki pada Perpustakaan Sekolah Barona Jaya ?    
   
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya
Perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya merupakan tempat para siswa mencari informasi yang mereka butuhkan dan juga menjadi tempat mereka menyelesaikan tugas-tugas mata pelajaran.  Pada perpustakaan sekolah ini memiliki tiga orang petugas perpustakaan. Ketiga petugas tersebut bekerja sama dalam menjalankan kegiatan perpustakaan baik dalam hal pengadaan, pengolahan, maupun di bagian sirkulasi.
Untuk pengadaan koleksi pada perpustakaan ini diperoleh dari pembelian yang di danai oleh sekolah dan juga ada pemberian hadiah dari alumni yang telah lulus.
Setiap semesternya perpustakaan langsung membagikan buku paket kepada siswa sesuai dengan kelas dan semesternya.
B.  Layanan Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya
      Layanan perpustakaan sekolah disini merupakan proses penyebarluasan segala macam informasi kepada siswa yang merupakan sebagai pengguna perpustakaan. Ada 2 jenis layanan yang dilakukan di perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya, yaitu :
1. Layanan Sirkulasi
Pada Perpustakaan sekolah Negeri 1 Barona Jaya layanan sirkulasi merupakan kegiatan di perpustakaan ini yang melayani peminjaman, perpanjangan dan pengembalian buku. Cara layanan sirkulasi pada perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya yaitu sistem daftar (Ledger System), sistem ini dilakukan secara manual menggunakan buku  dengan membuat kolom untuk mencatat tanggal pinjam, nama peminjam, kelas, judul buku, tanggal kembali dan paraf. Hal ini dilakukan kerena pada perpustakaan tersebut belum menggunakan sistem kartu. Untuk layanan sirkulasi dibagi menjadi dua proses yaitu:
a.  Proses peminjaman buku
Langkah-langkah peminjaman adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan  ini  menggunakan sistem terbuka, peminjam mengambilsendiri buku yang akan dipinjam dari rak buku, kemudian dibawa ke petugas yang melayani peminjaman.
2. Peminjam  (siswa)  memperlihatkan  buku  yang  akan  di pinjamkan  kepada  petugas sirkulasi.
3. Pertugas mencatat judul buku dan identitas siswa yang akan meminjam buku.
4. Memberikan stempel tanggal pengembalian pada buku dan mengingatkan siswa.
b.  Proses pengembalian buku
Langkah-langkah pengembalian buku adalah sebagai berikut :
1. Peminjam buku langsung ke petugas dan menyerahkan buku yang dipinjamnya.
2. Jika ada keterlambatan, peminjam akan dikenakan sanksi yang telah tertulis dalam peraturan peminjaman.
3. Jika buku akan diperpanjang masa pinjamannya, maka petugas akan menambahkan lama waktu pengembalian buku tersebut.
2. Layanan Buka
Layanan buka perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya :
Ø  Senin – Kamis dan Sabtu   : 07.30 – 13.45
Ø  Jum’at                                 : 07.30 – 11.30
Ø  Minggu                               : Tutup

C.  Sistem Layanan Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya
Sistem layanan di perpustakaan secara garis besar dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup.
1.   Sistem layanan terbuka (open access)
Sistem layanan terbuka yaitu setiap pemakai perpustakaan dapat masuk bebas ke tempat penyimpanan atau ke rak-rak buku, dapat memilih langsung dan mengambilnya sendiri apabila ingin dibaca ataupun dipinjam.
Pada perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Barona Jaya, mereka mengguakan sistem layanan terbuka karena hal ini dirasa cukup efektif dan lebih memberi kebebasan kepada siswa untuk menelusur dan memilih buku yang mereka inginkan.  Kelebihan sistem pelayanan terbuka ini pengguna bebas memilih sendiri bahan pustaka yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya, dapat memberikan kebebasan pada pembaca untuk memilih, mencari dan menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan serta member kemudahan dalam pelayanan. Tetapi juga ada kelemahan (kekurangan) sistem layanan terbuka ini yaitu buku-buku yang ada kurang terpelihara dalam penyusunannya karena sering diambil dan dikembalikan sekehendak pemakai, kemungkinan hilang dan rusak sangat besar.
2.   Sistem layanan tertutup (close access)
Sistem layanan tertutup yaitu pemakai perpustakaan tidak boleh masuk ke ruang buku. Untuk memilih atau meminjam buku terlebih dahulu harus menggunakan katalog yang tersedia kemudian petugas yang akan mengambilkannya dan memprosesnya.

D.  Evaluasi Perpustakaan Sekolah Negeri 1 Barona Jaya
Ø  Untuk bagian pengadaan seharusnya pihak sekolah tidak hanya memperhatikan buku-buku teks pelajaran tetapi juga harus mengadakan buku-buku refensi dan fiksi seperti. Hal ini agar siswa lebih merasa betah dan tidak terlalu tegang dalam perpustakaan dan juga agar hal ini sesuai dengan tujuan perpustakaan yang menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi.
Ø  Untuk bagian pengolah dan penempatan buku tidak teratur, hal ini dikarena petugas tidak merevisi kembali buku-buku yang ada dirak. Seharusnya setiap hari petugas memperhatikan buku dirak dan disesuaikan dengan tempat yang seharusnya.
Ø  Untuk bagian sirkulasi masih menggunakan sistem catat, hal ini terlalu amat manual dan dirasa sangat tidak efektif. Seharusnya perpustakaan harus membuat kartu pustaka untuk siswa agar memudah kan siswa dan petugas dalam proses peminjaman dan pengembalian buku.
Ø  Hal ini yang harus diperbaiki agar siswa sebagai pengguna perpustakaan seolah lebih merasa lebih puas akan informasi dan layanan di perpustakaan seolah tersebut. 


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran
Perpustakaan sebagai pusat layanan iformasi harus memperhatikan layanan dan cakupan informasi yang ada dalam perpustakaan tersebut. Hal ini harus diperhatikan agar lebih menjamin kepuasan pengguna terhadap perpustakaan dan data meningkatkan pengunjung ke perpustakaan.
  
DAFTAR PUSTAKA
Buyung Basyir. Manajemen Perpustakaan dan Modal Intelektual : Pengantar Manajemen Bahan Pustaka. Banda Aceh: Fakultas Adab-IAIN Ar-Raniry, 2012.
Jenis Layanan Perpustakaan. (2014). Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusarda) Kabupaten Tegal. Dari: www.perpusarda.tegalkab.go.id. Diakses pada: 05 April 2014
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993.
Try Septiyantono. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yokyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007.