Pages

Thursday, March 22, 2018

Makalah Teknologi Informasi dan Fungsi Metadata Perpustakaan


BAB I
PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan buku-buku, majalah, dan informasi aktual lainnya, yang dibutuhkan pada saat seseorang ingin menambah pengetahuan dari tulisan tersebut. Kehadiran perpustakaan bagi masyarakat bukan hanya menambah pengetahuan saja tetapi juga dapat membantu mencipatakan teknologi sederhana di dalam melakukan pekerjaannya. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai beberapa aspek yaitu : perkembangan teknologi informasi di perpustakaan, metadata, katalog perpustakaan dan proses pembuatan katalog perpustakaan.
Pada akhir ini kita sering menjumpai istilah teknologi informasi baik dalam berbagai media seperti radio, televisi, dan lain-lain. Yang termasuk teknologi informasi dalam perpustakaan itu yaitu seperti komputer dan alat-alat elektronik lainnya.
Dalam perpustakaan metadata sering diidentikan dengan meta-content. Metadata di perpustakaan biasanya terdiri dari judul buku dan halaman sampul, jumlah halaman, deskripsi ringkas, cara perolehan dan biaya yang diperlukan. Pada dasarnya metadata ini sama dengan katalog perpustakaan.
Katalog berasal dari bahasa Latin catalogus yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Katalog perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu. 

B.  Rumusan Masalah
1.  Apakah yang dimaksud dengan teknologi informasi perpustakaan ?
2.  Bagaimana peranan TI terhadap perpustakaan ?
3.  Apa saja manfaat, tujuan dan kendala yang timbul dalam TI di perpustakaan ?
4.  Apa yang dimaksud dengan metadata ?
5.  Apa fungsi metadata ?
6.  Apa yang dimaksud dengan katalog perpustakaan ?
7.  Bagaimana proses pembuatan katalog perpustakaan ?
8.  Apa fungsi dan tujuan katalog perpustakaan ?
9.  Apa saja pedoman yang digunakan dalam pembuatan katalog perpustakaan ?


BAB II
PEMBAHASAN

1.   Perkembangan Teknologi Informasi di Perpustakaan
A.   Pengertian Teknologi Informasi di Perpustakaan
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.
Berikut ini pengertian Teknologi Informasi menurut para ahli :
a.   Dalam (Kamus Oxford, 1995)  mendefinisikan Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
b. (Keen dan Haag, 1996) mendefinisikan teknologi informasi merupakan seperangkat peralatan yang memberi bantuan ketika bekerja yang melalui informasi serta bekerja atau melakukan tugas yang punya kaitan dengan pembuatan proses informasi.
c. (Sulistyo-Basuki, 1993 : 87) mendefinisikan Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Informasi mencangkup 4 kategori, yaitu numerik (angka), audio (suara), teks (tulisan), dan  citra (gambar dan satir/citra). Bentuk-bentuk teknologi informasi antara lain telekomunikasi, sistem komunikasi optik, sistem pita-video dan cakram-video, komputer, mikrobentuk, komunikasi suara dengan bantuan komputer, jaringan kerja data, surat elektronik, video teks dan lainnya.
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Pada perpustakaan teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengelola serta menyebarkan informasi. Teknologi yang digunakan tidak saja terbatas pda perangkat kerasb (alat) dan perangkat lunak (program), tetapi juga mengikutsertakan manusia yang akan menjalankan teknologi tersebut, serta tujuan yang ditentukan. Dengan adanya TI dalam perpustakaan, proses pengolahan data koleksi perpustakaan menjadi lebih cepat dan mudah. TI sangat membantu kegiatan-kegiatan dalam perpustakaan meliputi pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan menyebarluaskan informasi dan juga mengubah sistem perpustakaan manual menjadi sistem perpustakaan komputerisasi.

B.   Peranan Teknologi Informasi Terhadap Perpustakaan
Teknologi Informasi dalam perpustakaan juga penting. Jika perpustakaan hanya memiliki ratusan judul buku dan puluhan peminjam mungkin TI  dalam perpustakaan belum begitu diperlukan, namun apabila judul buku yang dimiliki oleh perpustakaan sudah mencapai ribuan bahkan puluhan ribu dan peminjaman sudah mencapai ratusan orang perhari maka TI perpustakaan sudah sangat diperlukan. Sistem TI dalam perpustakaan akan meringankan pekerjaan staff-staff dalam pelayanan perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam mencari dan memamfaatkan koleksi-koleksi  yang ada dalam perpustakaan. TI di perpustakaan juga sangat membantu dalam proses seperti katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC. Contohnya :
-   Memudahkan dalam pembuatan katalog, perpustakaan yang belum menerapkan otomasi pada umumnya harus membuat kartu katalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul, atau subjeknya dan menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat katalog secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan biaya. Penerapan komputer akan dapat menghemat segalanya, proses pembuatan katalog juga akan lebih mudah.
-  Memudahkan dalam layanan sirkulasi, dengan komputer pekejaan peminjaman dam pemgembalian buku dapat dilakukan dengan cepat dan mudah yaitu hanya dengan menyorot barcode kartu kemudian menyorot barcode buku selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian kemudian secara otomatis akan terjadi transaksi.
-  Memudahkan dalam penelusuran melalui katalog, sistem Otomasi perpustakaan akan memudahkan pemustaka dalam menelusuri informasi khususnya katalog melalui OPAC, pemustaka dapat langsung menelusuri sistem OPAC tanpa harus mencari dan memilah-milah kartu katalog, pemustaka akan menemukan buku yang dicari dengan cepat.

C.   Manfaat Teknologi Informasi Dalam Perpustakaan
Banyak manfaat TI yang timbul dalam perpustakaan, antara lain :
ü  mengatasi keterbatasan waktu 
ü  mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang dsb.
ü  dapat dimanfaatkan secara bersama-sama
ü  mempercepat proses peminjaman dan pengembalian koleksi
ü  memperingan pekerjaan
ü  meningkatkan layanan
ü  memudahkan dalam pembuatan laporan statistik
ü  menghemat biaya
ü  menumbuhkan rasa bangga.
ü  mempermudah dalam pelayanan.

D.   Tujuan Teknologi Informasi di Perpustakaan
Tujuan TI didalam perpustakaan meliputi :
1.  Memudahkan integrasi kegiatan perpustakaan
Pada perpustakaan yang masih menggunakan sistem manual, kegiatan perpustakaannya masih dilakukan secara terpisah-pisah belum terintegrasi. Misalnya antara kegiatan pengolahan bahan pustakan dengan kegiatan sirkulasi peminjaman dan penelusuran tidak terintegrasi, sehingga stok bahan pustakan tidak bisa secara langsung terpantau pada bagian sirkulasi peminjaman dan untuk penulusuran bahan pustaka. Dengan adanya sistem TI di perpustakaan maka ketiga kegiatan ini dapat terintegrasi sehingga stok bahan pustakan secara langsung dapat terpantau dan akan memudahkan pada kegiatan sirkulasi peminjaman maupun untuk kegiatan penelusuran bahan pustakan, karena secara pasti pengguna perpustakaan mengetahui stok bahan pustaka dan di rak mana bahan pustaka tersebut berada. Kalaupun bahan pustaka tersebut dipinjam maka pengguna perpsutakaan dengan cepat dapat mengetahui siapa yang sedang peminjam dan kapan bahan pustaka tersebut dikembalikan.
2.  Memudahkan kerja sama dan pembentukan jaringan perpustakaan
Dengan adanya TI maka akan memudahkan kerjasa antar perpustakaan karena tersedianya alat komunikasi data yang sudah cukup cangggih yaitu jaringan internet. Dengan adanya internet maka antar perpustakan dapat melalukan komunikasi setiap saat dan antar perpustakaan juga dapat melakukan pengiriman data dan tukar menukar data dan informasi. Pada saat sistem manual tentunya hal ini akan sulit dilakukan.
3.  Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan
Pada sistem manual duplikasi kegiatan tak bisa dihindari karena semua kegiatan pendataan dilakukan sescara manual melalui pencatatan atau pengetikan. Sedangkan pada saat menggunakan sistem TI di perpustakaan semua kegiatan pendataan dilakukan secara komputerisasi sehingga terbangun suatu basis data atau pangkalan data. Dengan adanya basis data ini maka akan terhidari duplikasi kegiatan diperpustakaan. Misalnya pada kegiatan sirkulasi peminjaman, petugas tidak perlu lagi menulis nama anggota dan alamat anggota tapi cukup memasukan nomor id anggota demikian juga untuk bahan pustaka yang dipinjam cukup dimasukan nomor id bahan pustaka maka deskripsi bahan pustaka dengan sendirinya akan tampil di layar komputer.
4.  Menghindari dari pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan
Pada sistem manual, kegiatan yang paling rutin dilakukan dan yang membosankan adalah pembuatan label punggung bahan pustaka, pembuatan katalog bahan pustaka dan barcode bahan pustaka. Dengan sistem TI di perpustakaan kegiatan ini akan mudah dilakukan oleh petugas perpustakan karena cukup memanfaatkan basis data dengan bantuan program atau software komputer maka pencetakan label punggung bahan pustaka, katalog bahan pustakan dan barcode bahan pustaka dengan mudah dapat dilakukan.
5.  Meningkatkan Efisiensi
TI di perpustakaan memberikan dampak yang lebih baik bagi pengelola perpustakaan dan pengguna perpustakaan. Hal ini disebabkan kerena adanya efisiensi yang terjadi dalam TI perpsutakaan tersebut. Dengan adanya TI di perpustakaan maka efisiensi tenaga, waktu dan biaya akan terasa bagi pengelola perpustakaan, demikian juga bagi pengguna perpustakaan karena pengguna perpustakaan dapat mengakses data dan informasi bahan pustaka dari mana dan kapan pun.

E.  Sistem Teknologi Informasi Dalam Perpustakaan
a.    Hardware
Hardware dalam bahasa Indonesia adalah perangkat keras yaitu suatu sarana komputer, yang terdiri dari monitor, CPU, keyboard, mouse, dan lain sebagainya.
b.    Sofware
Sofware adalah merupakan perangkat lunak yang terdapat didalam komputer, yang berisikan program-program yang dijadikan oleh perangkat keras dalam melaksanakan instruksi-instrusi untuk memerintah mesin melakukan tugas tertentu.
c.       Brainware
Disamping ada perangkat keras dan lunak dalam sistem TI ada juga perangkat yang sangat berperanan di dalam mencapai suatu tujuan sistem jaringan otomasi, yakni perangkat pemikir (Otak) yaitu disebut sumber daya manusia. Karena perangkat sumber daya manusialah yang akan merencanakan, melaksanakan, mengndalikan dan mengevaluasi serta menindak lanjuti suatu program TI di perpustakaan.
d.      Pedoman Standar
Jika kita ingin bekerja maksimal dan terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu, maka perlu ada arah pandang tersendiri. Di dalam melaksanakan kegiatan TI di perpustakaan juga harus memiliki pedoman standar kerja pengolahan yang jelas agar pelaksanaan pekerjaan terarah dan ada keseragaman kerja yang terpadu.
e.       Data dan Informasi
Data adalah suatu fakta atau keterangan yang benar dan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian. Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang. Namun yang dimaksud data dan informasi dalam sistem TI di perpustakaan adalah segala bentuk yang dapat memberikan keterangan atau informasi kepada pengguna perpustakaan, sehingga kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menggunakan sarana yang ada di perpustakaan.

F.   Kendala yang Timbul Dalam Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan
Banyak kendala yang dihadapi dalam membangun TI perpustakaan. Kendala yang muncul antara lain :
1.      Kesalahpahaman tentang TI perpustakaan
Anggapan yang pertama mengatakan bahwa biaya TI perpustakaan sangat besar. Sebenarnya dengan adanya TI perpustakaan justru akan menghemat biaya. Penghematan tersebut dapat diliahat, misalnya: dalam pembuatan dan penyajian katalog. Apabila kita menerapkan sistem manual yang standar, perpustakaan harus membuat minimal 3 katalog untuk setiap judul buku. Masing-masing adalah katalog judul, pengarang, dan subyek. Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi informasi sekarang ini dimana harga hardware dan softwere cenderung turun dari waktu ke waktu  hal ini juga dapat menguntungkan perpustakaan untuk mendapatkan hardwere dan softwere dengan harga yang terjangkau untuk kepentingan TI di perpustakaan, maka biaya untuk TI di perpustakaan dapat semakin jangkau.
2.      Kurangnya staf yang terlatih
Kurangnya staf yang terlatih biasanya menjadi kendala yang menghambat pengembangan TI di perpustakaan. Pembangunan TI di perpustakaan paling tidak harus mempunyai staf yang mampu mengoperasikan komputer (operator), bahkan kalau perlu mempunyai tenaga ahli. Hal inilah yang dapat menyebabkan terhambatnya pengembangan perpustakaan termasuk dalam membangun TI di perpustakaan. Berkaitan dengan staf yang menangani TI di perpustakaan setidaknya harus punya keahlian tentang komputer, dalam hal ini diperlukan pustakawan juga diperlukan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan TI perpustakaan.
3.      Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan
Dukungan pimpinan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun TI di perpustakaan. Tanpa dukungan pimpinan yang memadai rencana penerapan TI di perpustakaan tidak akan berhasil dengan baik. Dukungan tersebut dapat berupa dana, pengembangan staf dan lain sebagainya.
4.      Input data
Proses input data biasanya juga menjadi kendala dalam membangun TI dii perpustakaan. Apalagi kalau jumlah koleksi perpustakaan sudah besar tentu akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Agar proses input data dapat lancar dan tidak perlu dana besar serta tidak mengganggu layanan perpustakaan, sebaiknya pada permulaan pelaksanaan TI di perpustakaan tetap menjalankan dua sistem yaitu sistem manual dan sistem otomasi. Input data dimulai dari buku-buku baru, kemudian buku yang sering dipakai dan kalau waktunya longgar baru input data buku yang lain. Setelah jumlah data yang dimasukkan dianggap pantas untuk dilayankan sebaiknya secepatnya dilakukan layanan sirkulasi dengan komputer. Dengan cara demikian akan memperlancar proses pelaksanaan  TI di perpustakaan.

2.  Metadata
A.   Pengertian Metadata
Definisi metadata secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu hal yang berkaitan dengan data. Metadata dapat diartikan sebagai informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan dan meneliti serta mengelola suatu informasi. Metadata mengandung informasi mengenai isi suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file.
Jadi metadata adalah suatu kumpulan data untuk keperluan manajemen yang memuat informasi sebagai wakil dari dokumen yang dimiliki supaya mudah dalam menemukan kembali.
Contoh Metadata yaitu pengarsipan Surat Keputusan. Surat surat tersebut di simpan yang sebelumnya telah dibuatkan katalognya yang berisi Judul SK, Tanggal Pembuatan, Subyek, Penanggung jawab, kode SK, Nomor SK, dan Perihal.
Berikut adalah contoh Metadata untuk pengarsipan Surat Keputusan :
No
Judul SK
Tanggal
Subyek
PJ
Kode SK
No SK
Hal
1
Jadwal Perkuliahan semester genap 2012
14 Feb 2012
Jadwal
Ibu Hesti
JDW
123/UN.7/AKA/II/2012
Pembaharuan jadwal
  
Metadata terbagi dalam 3 jenis yaitu :
1.      Metadata deskriptif
Data yang dapat mengidentifikasi sumber informasi sehingga dapat digunakan untuk memperlancar proses penemuan dan seleksi. Cakupan yang ada pada data ini adalah pengarang, judul, tahun terbit, tajuk subjek atau kata kunci.
2.      Metadata administratif
Data yang tidak hanya dapat mengidentifikasi sumber informasi tapi juga cara pengelolaanya. Cakupan dari data ini adalah sama dengan data deskriptif hanya saja ditambah dengan pembuat data, waktu pembuatan, tipe file, data teknis lain.
3.      Metadata Struktural
Data yang dapat membuat antara data yang berkaitan dapat saling berhubungan satu sama lain. Secara lebih jelas, Metadata ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara berkas fisik dan halaman, halaman dan bab dan bab dengan buku sebagai produk akhir.
B.   Skema Metadata
Adapun skema metadata terdiri dari 3 komponen yaitu :
1.      Semantic
Dalam kaitannya dengan metadata,  semantik dapat diartikan sebagai makna kata. Lebih jelasnya adalah kesepakatan untuk membuat istilah yang digunakan untuk mewakili suatu makna. Selain itu, terkadang juga diberi keterangaan tentang status pada istilah tersebut.
2.      Content
Dalam hal ini, konten bisa diartikan sebagai cara mengisi semantic. content tersebut bisa berupa peraturan untuk kriteria pengisian unsur skema atau peraturan untuk nilai-nilai unsur.
3.      Sintaksis
Sintaksis dalam skema metadata dapat berarti sebagai machine readible (dapat dibaca mesin) atau dengan kata lain bahasa pemrogaman atau pemprosesan. Sehingga semantic dan content yang telah dibuat dapat dibaca oleh mesin.
C.    Fungsi Metadata
Adapun fungsi utama ddari metadata antara lain :
1. Membantu Pencarian Data dengan cara :
* Memungkinkan data bisa ditemukan sesuai dengan criteria yang diinginkan
* Mengidentifikasi sumber data
* Mengumpulkan data yang sama
* Membedakan data dengan sumber/informasi
* Memberikan informasi lokasi data disimpan.
2. Mengatur Sumberdata Elektronik
Sejalan dengan semakin besarnya jumlah data, semakin banyak data dalam suatu system informasi yang dibangun, maka diperlukan suatu system yang mampu mengatur data tersebut. Misalnya perkembangan dalam dunia internet, semakin banyak data html yang dibuat, harus dibarengi dengan bentuk pengelolaan data, sehingga data data diolah secara lebih cepat, efesion, dikelompokkan sesuai dengan kategori yang dibuat.
3. Identifikasi Secara Digital
Kebanyakan skema metadata menggunakan standar angka yang sifatnya unik untuk tujuan identifikasi. Lokasi dari suatu data dapat juga dibuat dalam suatu system penamaan, misalnya system URL (Uniform Resource Locator) merupakan suatu system penentuan lokasi yang mengacu pada data tertentu. Perubahan alamat data bisa membuat system pendataan invalid. Penentuan system penamaan, standarisasi memungkinkan obyek data dapat ditelusuri.
4. Arsip dan Perawatan
Seringkali disebutikan bahwa data digital merupakan data yang ‘rentan’, bisa saja rusak, korup, atau terhapus. Perubahan system data, peralihan dari satu system operasi dapat membuat data rusak. Metadata menjadi kunci dalam system penyimpanan data, dengan mengetahui informasi mengenai suatu data, maka dapat dilakukan proses pengelompokan data, penyimpanan serta pemanggilan kembali data secara teratur.

3.  Katalog Perpustakaan Dan Proses Pembuatan Katalog Perpustakaan
A.   Pengertian Katalog Perpustakaan
Katalog berasal dari bahasa Latin catalogus yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Beberapa definisi katalog menurut ilmu perpustakaan dapat disebutkan sebagai berikut :
1.      Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu.
2.      Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.

B.   Proses Pembuatan Katalog Perpustakaan
Ada dua macam kegiatan dalam proses pembuatan katalog perpustakaa, yaitu :
1.  Katalogisasi Deskriptif
Katalogisasi deskriptif (deskriptif cataloging) merupakan salah satu tahap dalam proses katalogisasi yang mendeskripsikan bahan pustaka secara fisik dan menentukan titik pendekatan (access point) melalui judul dan pengarang.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menentukan entri utama dan entri tambahan serta deskripsi bibliografi dari sebuah koleksi. Setelah berhasil menentukan entri utama, entri tambahan dan deskripsi bibliografi maka langkah selanjutnya dalam katalogisasi deskripsif adalah adalah mencantumkannya dalam entri katalog. Pedoman yang digunakan untuk melakukan katalogisasi deskriptif adalah AACR2 (Anglo American Cataloging Rules Second Edition) dan ISBD (International Standard Book Description)
a.  Penentuan entri utama dan entri tambahan
Dalam penentuan tajuk entri utama dan entri tambahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-       Pengarang tunggal maka tajuk entri utama adalah pengarang buku atau koleksi tersebut.
-   Pengarang ganda, dua dan tiga orang maka entri utama adalah pengarang utama sedangkan pengarang kedua dan ketiga dijadikan sebagai tajuk entri tambahan.
-   Pengarang lebih dari tiga orang atau lebih maka tajuk entri utamanya adalah judul
-   Karya editor atau penyunting maka entri utamanya pada judul. Jika pengarangnya disebut maka berlaku ketentuan entri utama untuk pengarang.
-   Karya Anonim (tanpa pengarang) maka entri utamanya pada judul.
-   Badan Korporansi maka entri utamanya adalah badan korporasi.
b.  Deskripsi Bibliografi
Deskripsi bibliografi disusun ke dalam delapan daerah. Setiap daerah terdiri dari beberapa unsur dengan menggunakan berbagai tanda baca. Berikut kedelapan daerah diskripsi bibliografi dan tanda bacanya:
1.      Call Number
-          No. Klas
-          Tiga huruf dari kata tajuk
-          Satu huruf pertama judul buku
2.      Tajuk
Nama atau frase diatas suatu entri yang menunjukkan suatu aspek bahan pustaka seperti pengarang, judul dan subjek.
3.      Deskripsi Bibliografis
a.       Bidang judul dan keterangan penanggung jawab
:      Judul lain atau informasi judul lain (anak judul)
=     Judul pararel (judul dalam bahasa lain)
/      Keterangan penanggung jawab atau pengarang pertama
,      Keterangan pengarang kedua atau ketiga
;      Keterangan penanggung jawab lainnya misal: editor, penterjemah,
       alih bahasa, dll.
b.      Bidang edisi / cetakan
.-     Keterangan edisi
,      Keterangan cetakan
c.       Bidang penerbitan (impresium)
.-     Keterangan tempat/kota terbit
:      Keterangan penerbit
,      Keterangan terbit
d.      Bidang fisik bahan pustaka (kolasi)
Keterangan jumlah halaman atau jilid
:      Keterangan ilustrasi (gambar, diagram, grafik, foto dan peta)
;      Ukuran fisik bahan pustaka (tinggi)
e.       Bidang seri
.-     ( Judul seri
:      Keterangan sub judul seri
;      Keterangan penomoran seri )
f.       Bidang catatan (notasi)
Berisi keterangan-keterangan yang dianggap perlu oleh pengguna perpustakaan misal: indeks, daftar literatur, daftar pustaka, ISBN dan judul asli.
g.      Bidang jejakan (tracing)
Berisi keterangan subjek bahan pustaka dan catatan jumlah katalog tambahan yang harus dibuat.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari :
-  Kulit buku
-  Halaman judul singkat
-  Halaman judul
-  Halaman sebalik halaman judul atau halaman verso
-  Bagian lainnya dari buku seperti kata pengantar, daftar isi, isi buku dan lain-
    lain.
2.  Katalogisasi subjek
Kegiatan merekam subjek dari sebuah bahan pustaka dengan cara melakukan analisis subjek kemudian menentukan nomor klasifikasinya berdasarkan peraturan yang berlaku.
C.  Jenis Katalog
Berdasarkan jenisnya katalog katalog dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.      Katalog pengarang
2.      Katalog judul
3.      Katalog subjek
D.   Singkatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Katalog
Singkatan-singkatan yang sering digunakan dalam katalog perpustakaan sebagai berikut:
ü  et. al      :  At alii (dll atau dkk)
ü  s.l.          :  Sine loco (tempat penerbit tidak diketahui)
ü  s.n.         :  Sine nomine (penerbit tidak diketahui)
ü  s.a.         :  Sine anno (tahun terbit tidak diketahui)
ü  ca           :  Circa (kira-kira)
ü  ilus.        :  Ilustrasi
ü  hlm.       :  Halaman
ü  jil.          :  Jilid 
E.   Fungsi Katalog Perpustakaan
Berikut fungsi katalog di perpustakaan :
1.    Alat komunikasi.
2.    Sarana temu balik informasi.
3.    Wakil dokumen (bahan pustaka).
F.   Tujuan Katalog Perpustakaan
1.        Memudahkan pemakai/pengguna dalam mencari informasi bahan pustaka.
2.        Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
3.        Membantu pemakai/pengguna dalam memilih bahan pustaka sesuai kebutuhannya.
G.  Pedoman Yang di Gunakan Dalam Proses Katalogisasi
Kegiatan
Pedoman/peralatan Yang di Gunakan
Fungsi
Pengatalogan Deskriptif
AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules) dan ISBD (International Standard Bibliogaphic Description).
Pedoman dalam pembuatan katalog deskriptif untuk semua jenis bahan pustaka.
Pengindeksan Subjek
Bagan Klasifikasi, misal:
DDC, UDC, dll.
Pedoman untuk menentukan nomor klas suatu bahan pustaka.
Daftar Tajuk Subjek, misal: Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan sears list of subject headings, Library of Congres Subject Headings.
Pedoman untuk menentukan Tajuk Subjek.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa melakukan teknologi informasi perpustakaan merupakan suatu keharusan bagi perpustakaan, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang menjelas bahwa pengembangan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Namun untuk menerapkan TI perpustakaan perlu ada suatu pemahaman yang benar terhadap TI perpustakaan mulai dari pengertian TI perpustakaan, tujuan TI perpustakaan, manfaat TI perpustakaan dan kendala dalam TI perpustakaan.
Dalam pengelolaan perpustakaan juga diperlukan adanya metadata. Metadata dalam perpustakaan sering diidentikan dengan meta-content. Metadata pada perpustakaan lebih dikenal dengan istilah katalog. Metadata di perpustakaan biasanya terdiri dari judul buku dan halaman sampul, jumlah halaman, deskripsi ringkas, cara perolehan dan biaya yang diperlukan. Pada dasarnya metadata ini sama dengan katalog perpustakaan. Biasanya terdiri dari penulis, jumlah halaman, kelompok subjek, letak buku. Metadata ini akan membantu pengguna maupun petugas untuk mengetahui keberadaan bahan pustaka yang dicari.
Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu. Ada dua kegiatan dalam proses pembuatan katalog perpustakaa, yaitu : katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek.


DAFTAR PUSTAKA
Buyung Basyir. Manajemen Perpustakaan dan Modal Intelektual. Banda Aceh: Fakultas Adab, 2012.
Definisi teknologi informasi. Diakses pada: http://www.kizzio.com. Pada tanggal: 27 Mei 2014.
Fathmi, Adriati. Katalogisasi: Bahan Ajar Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2004. Hal. 12.
LIPI. Definisi teknologi informasi menurut Sulistyo Basuki. Dari: http://www.krcibodas.lipi.go.id. Diakses Pada tanggal 24 Mei 2014.
Try Septiyantono. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yokyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007.
UPT Perpustakaan. 2008. Pengertian Katalog dan Katalog Induk. Dari:  http://pustaka.uns.ac.id. Diakses pada: 25 Mei 2014.
Wikipedia. 2013. Metadata.  Dari:  wikipedia.org. pada tanggal: 14 Mei 2014.

No comments:

Post a Comment