BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan
merupakan tempat penyimpanan buku-buku, majalah, dan informasi aktual lainnya,
yang dibutuhkan pada saat seseorang ingin menambah pengetahuan dari tulisan
tersebut. Kehadiran perpustakaan bagi masyarakat bukan hanya menambah
pengetahuan saja tetapi juga dapat membantu mencipatakan teknologi sederhana di
dalam melakukan pekerjaannya. Pada makalah ini kami akan
membahas mengenai beberapa aspek yaitu : perkembangan teknologi informasi di
perpustakaan, metadata, katalog perpustakaan dan proses pembuatan katalog
perpustakaan.
Pada
akhir ini kita sering menjumpai istilah teknologi informasi baik dalam berbagai
media seperti radio, televisi, dan lain-lain. Yang termasuk teknologi informasi
dalam perpustakaan itu yaitu seperti komputer dan alat-alat elektronik lainnya.
Dalam perpustakaan
metadata sering
diidentikan dengan meta-content. Metadata di perpustakaan
biasanya terdiri dari judul buku dan halaman sampul, jumlah halaman, deskripsi
ringkas, cara perolehan dan biaya yang diperlukan. Pada dasarnya metadata ini
sama dengan katalog perpustakaan.
Katalog berasal dari
bahasa Latin catalogus yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk
tujuan tertentu. Katalog
perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan
yang disusun menurut sistem tertentu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan teknologi informasi
perpustakaan ?
2. Bagaimana peranan TI
terhadap perpustakaan ?
3. Apa
saja manfaat, tujuan dan kendala yang
timbul dalam TI di perpustakaan
?
4. Apa yang dimaksud dengan metadata ?
5. Apa fungsi metadata ?
6. Apa yang dimaksud dengan katalog perpustakaan
?
7. Bagaimana proses pembuatan katalog
perpustakaan ?
8. Apa fungsi dan tujuan katalog perpustakaan ?
9. Apa saja pedoman yang digunakan dalam
pembuatan katalog perpustakaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Teknologi Informasi di
Perpustakaan
A. Pengertian Teknologi Informasi di Perpustakaan
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu,
yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang
memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat.
Berikut ini pengertian Teknologi Informasi
menurut para ahli :
a. Dalam (Kamus Oxford,
1995) mendefinisikan Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan
elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
b. (Keen dan Haag, 1996) mendefinisikan teknologi
informasi merupakan seperangkat peralatan yang memberi bantuan ketika bekerja
yang melalui informasi serta bekerja atau melakukan tugas yang punya kaitan
dengan pembuatan proses informasi.
c. (Sulistyo-Basuki,
1993 : 87) mendefinisikan Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk
menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Informasi
mencangkup 4 kategori, yaitu numerik (angka), audio (suara), teks (tulisan),
dan citra (gambar dan satir/citra). Bentuk-bentuk teknologi informasi
antara lain telekomunikasi, sistem komunikasi optik, sistem pita-video dan
cakram-video, komputer, mikrobentuk, komunikasi suara dengan bantuan komputer,
jaringan kerja data, surat elektronik, video teks dan lainnya.
Dari pengertian diatas
dapat kita simpulkan bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer,
tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah
gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Pada perpustakaan teknologi
informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan,
mengelola serta menyebarkan informasi. Teknologi yang digunakan tidak saja
terbatas pda perangkat kerasb (alat) dan perangkat lunak (program), tetapi juga
mengikutsertakan manusia yang akan menjalankan teknologi tersebut, serta tujuan
yang ditentukan. Dengan adanya TI dalam
perpustakaan, proses pengolahan data koleksi perpustakaan menjadi lebih cepat
dan mudah. TI sangat membantu kegiatan-kegiatan
dalam perpustakaan meliputi pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan
menyebarluaskan informasi dan juga mengubah sistem perpustakaan manual menjadi
sistem perpustakaan komputerisasi.
B. Peranan Teknologi Informasi Terhadap Perpustakaan
Teknologi Informasi dalam
perpustakaan juga penting. Jika perpustakaan hanya memiliki ratusan judul buku
dan puluhan peminjam mungkin TI dalam perpustakaan belum begitu diperlukan,
namun apabila judul buku yang dimiliki oleh perpustakaan sudah mencapai ribuan
bahkan puluhan ribu dan peminjaman sudah mencapai ratusan orang perhari maka TI
perpustakaan sudah sangat diperlukan. Sistem TI dalam
perpustakaan akan meringankan pekerjaan staff-staff dalam pelayanan
perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam mencari dan memamfaatkan
koleksi-koleksi yang ada dalam
perpustakaan. TI di perpustakaan juga sangat membantu
dalam proses seperti katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC.
Contohnya :
- Memudahkan
dalam pembuatan katalog, perpustakaan yang belum menerapkan otomasi pada umumnya harus
membuat kartu katalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku yang diketahui
berdasarkan pengarang, judul, atau subjeknya dan menunjukkan buku yang dimiliki
perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat katalog
secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan biaya. Penerapan komputer
akan dapat menghemat segalanya, proses pembuatan katalog
juga akan
lebih mudah.
- Memudahkan dalam layanan sirkulasi, dengan komputer
pekejaan peminjaman dam pemgembalian buku dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah yaitu hanya dengan menyorot barcode kartu kemudian menyorot barcode buku
selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian kemudian secara otomatis akan
terjadi transaksi.
- Memudahkan dalam penelusuran melalui katalog, sistem
Otomasi perpustakaan akan memudahkan pemustaka dalam menelusuri informasi
khususnya katalog melalui OPAC, pemustaka dapat langsung menelusuri sistem OPAC
tanpa harus mencari dan memilah-milah kartu katalog, pemustaka akan menemukan
buku yang dicari dengan cepat.
C. Manfaat Teknologi Informasi Dalam Perpustakaan
Banyak manfaat TI yang timbul dalam perpustakaan, antara lain :
ü mengatasi
keterbatasan waktu
ü mempermudah
akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari judul, kata kunci judul,
pengarang, kata kunci pengarang dsb.
ü dapat
dimanfaatkan secara bersama-sama
ü mempercepat
proses peminjaman dan pengembalian koleksi
ü memperingan
pekerjaan
ü meningkatkan
layanan
ü memudahkan
dalam pembuatan laporan statistik
ü menghemat biaya
ü menumbuhkan
rasa bangga.
ü mempermudah
dalam pelayanan.
D. Tujuan Teknologi
Informasi di Perpustakaan
Tujuan TI didalam
perpustakaan meliputi :
1. Memudahkan integrasi kegiatan perpustakaan
Pada perpustakaan yang masih menggunakan sistem manual, kegiatan
perpustakaannya masih dilakukan secara terpisah-pisah belum terintegrasi.
Misalnya antara kegiatan pengolahan bahan pustakan dengan kegiatan sirkulasi
peminjaman dan penelusuran tidak terintegrasi, sehingga stok bahan pustakan
tidak bisa secara langsung terpantau pada bagian sirkulasi peminjaman dan untuk
penulusuran bahan pustaka. Dengan adanya sistem TI di
perpustakaan maka ketiga kegiatan ini dapat terintegrasi sehingga stok bahan
pustakan secara langsung dapat terpantau dan akan memudahkan pada kegiatan sirkulasi
peminjaman maupun untuk kegiatan penelusuran bahan pustakan, karena secara
pasti pengguna perpustakaan mengetahui stok bahan pustaka dan di rak mana
bahan pustaka tersebut berada. Kalaupun bahan pustaka
tersebut dipinjam maka pengguna perpsutakaan dengan cepat dapat mengetahui
siapa yang sedang peminjam dan kapan bahan pustaka tersebut dikembalikan.
2. Memudahkan
kerja sama dan pembentukan jaringan perpustakaan
Dengan adanya TI
maka akan memudahkan kerjasa antar perpustakaan karena tersedianya alat
komunikasi data yang sudah cukup cangggih yaitu jaringan internet. Dengan
adanya internet maka antar perpustakan dapat melalukan
komunikasi setiap saat dan antar perpustakaan juga dapat melakukan pengiriman
data dan tukar menukar data dan informasi. Pada saat sistem manual tentunya hal
ini akan sulit dilakukan.
3. Membantu
menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan
Pada sistem manual duplikasi kegiatan tak bisa dihindari karena
semua kegiatan pendataan dilakukan sescara manual melalui pencatatan atau
pengetikan. Sedangkan pada saat menggunakan sistem TI di
perpustakaan semua kegiatan pendataan dilakukan secara komputerisasi
sehingga terbangun suatu basis data atau pangkalan data. Dengan adanya basis
data ini maka akan terhidari duplikasi kegiatan diperpustakaan. Misalnya pada
kegiatan sirkulasi peminjaman, petugas tidak perlu lagi menulis nama anggota
dan alamat anggota tapi cukup memasukan nomor id anggota demikian juga untuk bahan pustaka yang
dipinjam cukup dimasukan nomor id
bahan pustaka maka deskripsi bahan pustaka dengan sendirinya akan
tampil di layar komputer.
4.
Menghindari dari pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan
Pada sistem manual, kegiatan yang paling rutin dilakukan dan yang
membosankan adalah pembuatan label punggung bahan pustaka, pembuatan katalog
bahan pustaka dan barcode bahan pustaka. Dengan sistem TI di
perpustakaan kegiatan ini akan mudah dilakukan oleh petugas perpustakan karena
cukup memanfaatkan basis data dengan bantuan program atau software komputer
maka pencetakan label punggung bahan pustaka, katalog bahan pustakan dan
barcode bahan pustaka dengan mudah dapat dilakukan.
5.
Meningkatkan Efisiensi
TI di perpustakaan
memberikan dampak yang lebih baik bagi pengelola perpustakaan dan pengguna
perpustakaan. Hal ini disebabkan kerena adanya efisiensi yang terjadi dalam TI
perpsutakaan tersebut. Dengan adanya TI di perpustakaan
maka efisiensi tenaga, waktu dan biaya akan terasa bagi pengelola perpustakaan,
demikian juga bagi pengguna perpustakaan karena pengguna perpustakaan dapat
mengakses data dan informasi bahan pustaka dari mana dan kapan pun.
E. Sistem Teknologi Informasi Dalam Perpustakaan
a. Hardware
Hardware dalam bahasa Indonesia adalah
perangkat keras yaitu suatu sarana komputer, yang terdiri dari monitor, CPU,
keyboard, mouse, dan lain sebagainya.
b. Sofware
Sofware
adalah merupakan perangkat lunak yang terdapat didalam komputer, yang berisikan
program-program yang dijadikan oleh perangkat keras dalam melaksanakan
instruksi-instrusi untuk memerintah mesin melakukan tugas tertentu.
c. Brainware
Disamping
ada perangkat keras dan lunak dalam sistem TI ada juga perangkat yang sangat berperanan di
dalam mencapai suatu tujuan sistem jaringan otomasi, yakni perangkat pemikir
(Otak) yaitu disebut sumber daya manusia. Karena perangkat sumber daya
manusialah yang akan merencanakan, melaksanakan, mengndalikan dan mengevaluasi
serta menindak lanjuti suatu program TI di
perpustakaan.
d. Pedoman
Standar
Jika
kita ingin bekerja maksimal dan terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
maka perlu ada arah pandang tersendiri. Di dalam melaksanakan kegiatan TI di perpustakaan juga harus memiliki pedoman
standar kerja pengolahan yang jelas agar pelaksanaan pekerjaan terarah dan ada
keseragaman kerja yang terpadu.
e. Data dan
Informasi
Data
adalah suatu fakta atau keterangan yang benar dan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian. Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses ke dalam
suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang
dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang.
Namun yang dimaksud data dan informasi dalam sistem TI di perpustakaan adalah segala bentuk yang dapat
memberikan keterangan atau informasi kepada pengguna perpustakaan, sehingga
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menggunakan sarana
yang ada di perpustakaan.
F. Kendala
yang Timbul Dalam Penerapan Teknologi Informasi di
Perpustakaan
Banyak
kendala yang dihadapi dalam membangun TI perpustakaan.
Kendala yang muncul antara lain :
1.
Kesalahpahaman tentang TI perpustakaan
Anggapan yang pertama mengatakan bahwa biaya TI perpustakaan
sangat besar. Sebenarnya dengan adanya TI perpustakaan
justru akan menghemat biaya. Penghematan tersebut dapat diliahat, misalnya: dalam
pembuatan dan penyajian katalog. Apabila kita menerapkan sistem manual yang
standar, perpustakaan harus membuat minimal 3 katalog untuk setiap judul buku.
Masing-masing adalah katalog judul, pengarang, dan subyek. Akan tetapi dengan
adanya kemajuan teknologi informasi sekarang ini dimana harga hardware dan
softwere cenderung turun dari waktu ke waktu hal ini juga dapat
menguntungkan perpustakaan untuk mendapatkan hardwere dan softwere dengan harga
yang terjangkau untuk kepentingan TI di perpustakaan,
maka biaya untuk TI di perpustakaan
dapat semakin jangkau.
2.
Kurangnya staf yang terlatih
Kurangnya
staf yang terlatih biasanya menjadi kendala yang menghambat pengembangan TI di
perpustakaan. Pembangunan TI di perpustakaan
paling tidak harus mempunyai staf yang mampu mengoperasikan komputer
(operator), bahkan kalau perlu mempunyai tenaga ahli. Hal inilah yang dapat
menyebabkan terhambatnya pengembangan perpustakaan termasuk dalam membangun TI di
perpustakaan. Berkaitan dengan staf yang menangani TI di
perpustakaan setidaknya harus punya keahlian tentang komputer, dalam hal ini
diperlukan pustakawan juga diperlukan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan TI perpustakaan.
3.
Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan
Dukungan
pimpinan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun TI di perpustakaan.
Tanpa dukungan pimpinan yang memadai rencana penerapan TI di perpustakaan tidak akan berhasil dengan baik.
Dukungan tersebut dapat berupa dana, pengembangan staf dan lain sebagainya.
4.
Input data
Proses
input data biasanya juga menjadi kendala dalam membangun TI dii perpustakaan.
Apalagi kalau jumlah koleksi perpustakaan sudah besar tentu akan memakan waktu
dan biaya yang tidak sedikit. Agar proses input data dapat lancar dan tidak
perlu dana besar serta tidak mengganggu layanan perpustakaan, sebaiknya pada
permulaan pelaksanaan TI di perpustakaan
tetap menjalankan dua sistem yaitu sistem manual dan sistem otomasi. Input data
dimulai dari buku-buku baru, kemudian buku yang sering dipakai dan kalau
waktunya longgar baru input data buku yang lain. Setelah jumlah data yang
dimasukkan dianggap pantas untuk dilayankan sebaiknya secepatnya dilakukan
layanan sirkulasi dengan komputer. Dengan cara demikian akan memperlancar
proses pelaksanaan TI di perpustakaan.
2. Metadata
A. Pengertian Metadata
Definisi metadata secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu hal yang berkaitan dengan data. Metadata dapat diartikan sebagai
informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan dan meneliti serta
mengelola suatu informasi. Metadata mengandung informasi mengenai isi suatu
data yang dipakai untuk keperluan manajemen file.
Jadi metadata adalah suatu kumpulan data untuk
keperluan manajemen yang memuat informasi sebagai wakil dari dokumen yang
dimiliki supaya mudah dalam menemukan kembali.
Contoh Metadata yaitu
pengarsipan Surat Keputusan. Surat surat tersebut di simpan yang sebelumnya
telah dibuatkan katalognya yang berisi Judul SK, Tanggal Pembuatan, Subyek,
Penanggung jawab, kode SK, Nomor SK, dan Perihal.
Berikut adalah contoh Metadata untuk pengarsipan Surat
Keputusan :
No
|
Judul SK
|
Tanggal
|
Subyek
|
PJ
|
Kode SK
|
No SK
|
Hal
|
1
|
Jadwal Perkuliahan
semester genap 2012
|
14 Feb 2012
|
Jadwal
|
Ibu Hesti
|
JDW
|
123/UN.7/AKA/II/2012
|
Pembaharuan jadwal
|
Metadata terbagi dalam
3 jenis yaitu :
1. Metadata deskriptif
Data yang dapat mengidentifikasi sumber informasi sehingga dapat digunakan
untuk memperlancar proses penemuan dan seleksi. Cakupan yang ada pada data ini
adalah pengarang, judul, tahun terbit, tajuk subjek atau kata kunci.
2. Metadata administratif
Data yang tidak hanya
dapat mengidentifikasi sumber informasi tapi juga cara pengelolaanya. Cakupan
dari data ini adalah sama dengan data deskriptif hanya saja ditambah dengan
pembuat data, waktu pembuatan, tipe file, data teknis lain.
3. Metadata Struktural
Data yang dapat membuat
antara data yang berkaitan dapat saling berhubungan satu sama lain. Secara
lebih jelas, Metadata ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara berkas
fisik dan halaman, halaman dan bab dan bab dengan buku sebagai produk akhir.
B. Skema Metadata
Adapun skema metadata
terdiri dari 3 komponen yaitu :
1. Semantic
Dalam kaitannya dengan metadata, semantik dapat diartikan sebagai makna kata.
Lebih jelasnya adalah kesepakatan untuk membuat istilah yang digunakan untuk
mewakili suatu makna. Selain itu, terkadang juga diberi keterangaan tentang
status pada istilah tersebut.
2. Content
Dalam hal ini, konten bisa diartikan sebagai cara
mengisi semantic. content tersebut bisa berupa peraturan untuk kriteria
pengisian unsur skema atau peraturan untuk nilai-nilai unsur.
3. Sintaksis
Sintaksis dalam skema metadata dapat berarti sebagai
machine readible (dapat dibaca mesin) atau dengan kata lain bahasa pemrogaman
atau pemprosesan. Sehingga semantic dan content yang telah dibuat dapat dibaca
oleh mesin.
C.
Fungsi Metadata
Adapun fungsi utama ddari metadata antara lain :
1. Membantu Pencarian Data dengan cara :
* Memungkinkan data bisa ditemukan sesuai dengan criteria yang diinginkan
* Mengidentifikasi sumber data
* Mengumpulkan data yang sama
* Membedakan data dengan sumber/informasi
* Memberikan informasi lokasi data disimpan.
2. Mengatur Sumberdata Elektronik
Sejalan dengan semakin besarnya jumlah data, semakin
banyak data dalam suatu system informasi yang dibangun, maka diperlukan suatu
system yang mampu mengatur data tersebut. Misalnya perkembangan dalam dunia
internet, semakin banyak data html yang dibuat, harus dibarengi dengan bentuk
pengelolaan data, sehingga data data diolah secara lebih cepat, efesion,
dikelompokkan sesuai dengan kategori yang dibuat.
3. Identifikasi Secara Digital
Kebanyakan skema metadata menggunakan standar angka
yang sifatnya unik untuk tujuan identifikasi. Lokasi dari suatu data dapat juga
dibuat dalam suatu system penamaan, misalnya system URL (Uniform Resource
Locator) merupakan suatu system penentuan lokasi yang mengacu pada data
tertentu. Perubahan alamat data bisa membuat system pendataan invalid.
Penentuan system penamaan, standarisasi memungkinkan obyek data dapat
ditelusuri.
4. Arsip dan Perawatan
Seringkali disebutikan bahwa data digital merupakan data yang ‘rentan’,
bisa saja rusak, korup, atau terhapus. Perubahan system data, peralihan dari
satu system operasi dapat membuat data rusak. Metadata menjadi kunci dalam
system penyimpanan data, dengan mengetahui informasi mengenai suatu data, maka
dapat dilakukan proses pengelompokan data, penyimpanan serta pemanggilan
kembali data secara teratur.
3. Katalog Perpustakaan Dan Proses Pembuatan
Katalog Perpustakaan
A. Pengertian Katalog Perpustakaan
Katalog berasal dari bahasa Latin catalogus yang
berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Beberapa
definisi katalog menurut ilmu perpustakaan dapat disebutkan sebagai berikut :
1.
Katalog berarti daftar
berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu.
2.
Katalog perpustakaan
merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu
perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem
tertentu.
Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau
beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan
pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh
perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.
B. Proses Pembuatan Katalog Perpustakaan
Ada dua macam kegiatan dalam proses pembuatan katalog
perpustakaa, yaitu :
1. Katalogisasi Deskriptif
Katalogisasi deskriptif (deskriptif cataloging)
merupakan salah satu tahap dalam proses katalogisasi yang mendeskripsikan bahan
pustaka secara fisik dan menentukan titik pendekatan (access point) melalui
judul dan pengarang.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menentukan entri utama
dan entri tambahan serta deskripsi bibliografi dari sebuah koleksi. Setelah
berhasil menentukan entri utama, entri tambahan dan deskripsi bibliografi maka
langkah selanjutnya dalam katalogisasi deskripsif adalah adalah mencantumkannya
dalam entri katalog. Pedoman yang digunakan untuk melakukan katalogisasi
deskriptif adalah AACR2 (Anglo American Cataloging Rules Second Edition) dan
ISBD (International Standard Book Description)
a. Penentuan entri utama dan entri
tambahan
Dalam penentuan tajuk entri utama dan entri tambahan
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-
Pengarang tunggal maka
tajuk entri utama adalah pengarang buku atau koleksi tersebut.
- Pengarang ganda, dua dan tiga orang
maka entri utama adalah pengarang utama sedangkan pengarang kedua dan ketiga
dijadikan sebagai tajuk entri tambahan.
- Pengarang lebih dari tiga orang
atau lebih maka tajuk entri utamanya adalah judul
- Karya editor atau penyunting maka
entri utamanya pada judul. Jika pengarangnya disebut maka berlaku ketentuan
entri utama untuk pengarang.
- Karya Anonim (tanpa pengarang) maka
entri utamanya pada judul.
- Badan
Korporansi maka entri utamanya adalah badan korporasi.
b. Deskripsi Bibliografi
Deskripsi bibliografi disusun ke dalam delapan daerah.
Setiap daerah terdiri dari beberapa unsur dengan menggunakan berbagai tanda
baca. Berikut kedelapan daerah diskripsi bibliografi dan tanda bacanya:
1. Call Number
-
No. Klas
-
Tiga huruf dari kata
tajuk
-
Satu huruf pertama
judul buku
2. Tajuk
Nama atau frase diatas
suatu entri yang menunjukkan suatu aspek bahan pustaka seperti pengarang, judul
dan subjek.
3. Deskripsi Bibliografis
a. Bidang judul dan keterangan penanggung jawab
: Judul lain atau informasi judul lain (anak judul)
= Judul pararel (judul dalam bahasa lain)
/ Keterangan penanggung jawab atau pengarang pertama
, Keterangan pengarang kedua atau ketiga
; Keterangan penanggung jawab lainnya misal: editor, penterjemah,
alih bahasa, dll.
b. Bidang edisi / cetakan
.- Keterangan
edisi
, Keterangan cetakan
c. Bidang penerbitan (impresium)
.- Keterangan tempat/kota terbit
: Keterangan
penerbit
, Keterangan terbit
d. Bidang fisik bahan pustaka (kolasi)
Keterangan jumlah
halaman atau jilid
: Keterangan ilustrasi (gambar, diagram, grafik, foto dan peta)
; Ukuran fisik bahan pustaka (tinggi)
e. Bidang seri
.- ( Judul seri
: Keterangan
sub judul seri
; Keterangan
penomoran seri )
f. Bidang catatan (notasi)
Berisi
keterangan-keterangan yang dianggap perlu oleh pengguna perpustakaan misal:
indeks, daftar literatur, daftar pustaka, ISBN dan judul asli.
g. Bidang jejakan (tracing)
Berisi keterangan
subjek bahan pustaka dan catatan jumlah katalog tambahan yang harus dibuat.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari :
- Kulit buku
- Halaman judul singkat
- Halaman judul
- Halaman sebalik halaman judul atau
halaman verso
- Bagian lainnya dari buku seperti kata
pengantar, daftar isi, isi buku dan lain-
lain.
2. Katalogisasi subjek
Kegiatan merekam subjek
dari sebuah bahan pustaka dengan cara melakukan analisis subjek kemudian
menentukan nomor klasifikasinya berdasarkan peraturan yang berlaku.
C. Jenis Katalog
Berdasarkan jenisnya
katalog katalog dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Katalog pengarang
2. Katalog judul
3. Katalog subjek
D. Singkatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan
Katalog
Singkatan-singkatan yang sering digunakan dalam
katalog perpustakaan sebagai berikut:
ü et. al : At alii (dll atau dkk)
ü s.l. : Sine loco (tempat penerbit tidak diketahui)
ü s.n. : Sine nomine (penerbit tidak diketahui)
ü s.a. : Sine anno (tahun terbit tidak diketahui)
ü ca : Circa (kira-kira)
ü ilus. : Ilustrasi
ü hlm. : Halaman
ü jil. : Jilid
E. Fungsi Katalog Perpustakaan
Berikut fungsi katalog di perpustakaan :
1. Alat komunikasi.
2. Sarana temu balik informasi.
3. Wakil dokumen (bahan pustaka).
F. Tujuan Katalog Perpustakaan
1.
Memudahkan pemakai/pengguna
dalam mencari informasi bahan pustaka.
2.
Menunjukkan bahan
pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
3.
Membantu
pemakai/pengguna dalam memilih bahan pustaka sesuai kebutuhannya.
G. Pedoman Yang di Gunakan Dalam
Proses Katalogisasi
Kegiatan
|
Pedoman/peralatan Yang di Gunakan
|
Fungsi
|
Pengatalogan Deskriptif
|
AACR2 (Anglo
American Cataloguing Rules) dan ISBD (International
Standard Bibliogaphic Description).
|
Pedoman dalam pembuatan katalog
deskriptif untuk semua jenis bahan pustaka.
|
Pengindeksan Subjek
|
Bagan Klasifikasi, misal:
DDC, UDC, dll.
|
Pedoman untuk menentukan nomor klas suatu
bahan pustaka.
|
Daftar Tajuk Subjek, misal: Daftar Tajuk
Subjek untuk Perpustakaan sears list of
subject headings, Library of Congres Subject Headings.
|
Pedoman untuk menentukan Tajuk Subjek.
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa melakukan teknologi informasi perpustakaan
merupakan suatu keharusan bagi perpustakaan, hal ini sesuai dengan
Undang-Undang Nomor : 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang menjelas bahwa
pengembangan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Namun untuk menerapkan TI
perpustakaan perlu ada suatu pemahaman yang benar terhadap TI perpustakaan
mulai dari pengertian TI perpustakaan, tujuan TI perpustakaan,
manfaat TI perpustakaan dan kendala dalam TI
perpustakaan.
Dalam
pengelolaan perpustakaan juga diperlukan adanya metadata. Metadata dalam perpustakaan
sering diidentikan dengan meta-content. Metadata pada perpustakaan
lebih dikenal dengan istilah katalog. Metadata di perpustakaan
biasanya terdiri dari judul buku dan halaman sampul, jumlah halaman, deskripsi
ringkas, cara perolehan dan biaya yang diperlukan. Pada dasarnya metadata ini
sama dengan katalog perpustakaan. Biasanya terdiri dari penulis, jumlah
halaman, kelompok subjek, letak buku. Metadata ini akan membantu pengguna maupun petugas
untuk mengetahui keberadaan bahan pustaka yang dicari.
Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau
daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa
perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu. Ada dua kegiatan dalam
proses pembuatan katalog perpustakaa, yaitu : katalogisasi deskriptif
dan katalogisasi subjek.
DAFTAR PUSTAKA
Buyung Basyir. Manajemen Perpustakaan dan Modal Intelektual. Banda Aceh: Fakultas
Adab, 2012.
Definisi teknologi informasi. Diakses
pada: http://www.kizzio.com. Pada tanggal: 27 Mei 2014.
Fathmi, Adriati. Katalogisasi: Bahan Ajar Diklat Calon
Pustakawan Tingkat Ahli. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2004. Hal. 12.
LIPI. Definisi teknologi informasi menurut Sulistyo
Basuki. Dari: http://www.krcibodas.lipi.go.id. Diakses Pada tanggal 24 Mei 2014.
Try Septiyantono. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yokyakarta: Jurusan
Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007.
UPT Perpustakaan. 2008. Pengertian Katalog dan Katalog Induk.
Dari: http://pustaka.uns.ac.id. Diakses pada: 25 Mei 2014.
Wikipedia. 2013.
Metadata. Dari: wikipedia.org. pada tanggal:
14 Mei 2014.
No comments:
Post a Comment