Pages

Saturday, March 24, 2018

Tata Letak dan Desain Ruang Perpustakaan Desa


      A.  Latar Belakang Masalah
 Desa/kelurahan merupakan salah satu subsistem dalam pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa adalah lembaga pemrintah dengan wilayah hukum yang berada pada posisi yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Setiap desa di seluruh wilayah nusantara mempunyai kedudukan  dan posisi yang sangat strategis karena menyatu dengan masyarakat dalam kehidupan desa yang harmonis, selaras dan seimbang. Sebuah kehidupan dengan nilai-nilai, norma, budaya, adat-istiadat, kekerabatan, kerifan lokal, dan nuansa religius serta keramahan lingkungan. Suatu sistem tata kehidupan masyarakat merupakan aset milik bersama yang harus tetap dapat dipelihara, dipertahankan, dan dilestarikan.
Desa sebagai penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan perlu dilengkapi, difasilitasi, dan didukung dengan pembentukan lembaga-lembaga layanan sosial dan layanan publik. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu lembaga itu adalah perpustakaan umum desa. Sebuah perpustakaan yang berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 
Perpustakaan desa merupakan pusat penyedia bahan pustaka dan akses informasi bagi semua anggota masyarakat untuk kepentingan pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan literasi informasi dan rekreasi. Maka sebuah perpustakaan dilihat dari segi fisiknya juga memerlukan pembinaan yang tepat, yang memperhatikan aspek lokasi gedung dan ruangan. Pemilihan lokasi  perpustakaan yang strategis dan tata ruang perpustakaan yang bagus dapat meningkatkan kemudahan akses oleh masyarakat dan kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan.

      B.  Pengertian Perpustakaan Desa
Perpustakaan desa adalah lembaga layanan publik yang berada di desa. Sebuah unit layanan yang dikembangkan dari, oleh dan untuk masyarakat tersebut. Tujuannya untuk memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan warga yang berkaitan dengan informasi, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi kepada semua lapisan masyarakat.
Menurut lokasinya Perpustakaan Desa/Kelurahan tidak terbatas kepada perpustakaan yang terletak di pedesaan, tetapi secara luas juga mencakup semua perpustakaan yang ada di wilayah Desa/Kelurahan dalam sebuah kota. Perpustakaan Desa/Kelurahan dapat dipandang sebagai basis pemasyarakatan perpustakaan di tengah-tengah masyarakat karena kebutuhan ril masyarakat akan informasi atau buku-buku bisa langsung dipenuhi oleh Perpustakaan Desa/Kelurahan tanpa harus pergi ke perpustakaan umum di pusat kota ataupun membeli buku di toko buku. Semakin banyak Perpustakaan Desa/Kelurahan yang didirikan di tengah-tengah masyarakat, maka akan semakin besar kemungkinan masyarakat untuk dilayani kebutuhan informasinya oleh perpustakaan.

      C.  Tujuan Perpustakaan Desa
 Salah satu media/sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan membaca guna mencerdaskan kehidupan masyarakat desa/ kelurahan adalah perpustakaan, oleh karena itu maka secara umum tujuan penyelenggaraan Perpustakaan Desa adalah :
1.  Untuk Menunjang program wajib belajar.
2.  Menunjang program pendidikan seumur hidup bagi masyarakat.
3. Menyediakan buku-buku pengetahuan maupun keterampilan untuk mendukung keberhasilan kegiatan masyarakat di berbagai bidang, misalnya :
·      Pertanian (yang produktif)
·      Perikanan, peternakan, perindustrian
·      Pengolahan, pemasaran, dan lain-lain.
4. Menggalakkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan waktu luang untuk membaca agar tercipta masyarakat yang kreatif, dinamis, produktif dan mandiri.
5.  Menyimpan dan mendayagunakan berbagai dokumen kebudayaan sebagai sumber informasi, penerangan, pembangunan dan menambah wawasan pengetahuan masyarakat pedesaan.
6.  Memberikan semangat dan hiburan yang sehat dalam pemanfaatan waktu senggang dengan hal-hal yang bersifat membangun.
7.  Mendidik masyarakat untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

      D. Fungsi Perpustakaan Desa
 Tugas pokok Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah melayani masyarakat dengan menyediakan bahan pustaka/bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
Adapun fungsi Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah sebagai beikut :
1. Mengumpulkan mengorganisasikan clan mendayagunakan bahan pustaka tercetak maupm terekam.
2.   Mensosialisasikan manfaatjasa perpustakaan.
3.   Mendekatkan buku clan bahan pustaka lamnya kepada masvarakat.
4.   Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai pusat komunikasi dan informasi .
5. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan bacaan hiburan sehat.

      E.  Tata Letak dan Luas Bangunan Perpustakaan Desa
Adapun yang sangat perlu diperhatikan saat pembangunan sebuah perpustakaan desa antara lain :
1.    Lokasi perpustakaan desa harus berada dipusat kegiatan masyarakat.
2.  Perpustakaan desa menempati bangunan tersendiri yang mudah diketahui dan dicapai oleh pemustaka/pengunjung perpustakaan.
3.     Ukuran bangunan perpustakaan desa sekurang-kurangnya 56 m2.

      F.  Desain Ruangan Perpustakaan Desa
Dalam melakukan desain/tata ruang perpustakaan banyak hal yang di butuhkan, agar dalam melakukan desain ruang dapat tertata dengan baik dan sempurna. Penataan ruangan perpustakaan adalah hal yang mutlak perlu di lakukan oleh pustakawan agar ruang kerja dan ruang layanan perpustakaan dapat tercipta suasana yang rapi, bersih, indah dan nyaman, serta dapat meningkatkan kwalitas dari layanan yang kita sediakan. Sehingga dengan kenyamanan dari ruangan perpustakaan dapat memberi efek kepada para pengguna perpustakaan agar merasa betah dan mau datang lagi ke perpustakaan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan desain ruang perpustakaan desa, antara lain :
1.   Bentuk ruangan
Sebelum menata ruangan perpustakaan desa perlu di ketahui bahwa bentuk ruang yang sangat efektif adalah ruangan yang berbentuk bujur sangkar. Karena ruang berbentuk bujur sangkar, merupakan ruang yang paling  mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas pengunjung yang ramai. Selain itu bentuk ini juga paling mudah dan baik untuk pengaturan penerangan.
2.   Pembagian ruangan
-      Area koleksi, layanan dan kegiatan pembelajaran
Area ini seluas 75% dari keseluruhan luas gedung perpustakaan. Yang terdiri dari area koleksi dan area baca anak-anak, dewasa, koleksi buku, non buku dan area majalah.
-      Area pengelola
Area pengelola seluas 25% dari keseluruhan luas gedung perpustakaan. Yang terdiri dari area kepala perpustakaan, area administrasi, area pengadaan dan pengorganisasian bahan pustaka.
3.    Penataan perabot perpustakaan
Penempatan perabotan perpustakaan desa diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan, seperti :
Ø  Lobi :
Lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu, meja dan kursi petugas
Ø   Ruang peminjaman : 
Meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah otomosi maka computer , bacode reader dan kursi petugas.
Ø   Ruang koleksi buku dan ruang baca :
Rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, meja dan kursi
Ø   Ruang kepala perpustakaan dan administrasi :
Meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, telpon, kereta buku, lemari buku dsb.
4.    Penerangan, Ventilasi dan Pengamanan
a.    penerangan
Penerangan harus diatur dan disesuaikan dengan kondisi ruangan sehingga tidak terjadi kegelapan di ruangan atau membuat silau. Penerangan yang tepat dapat menggunakan lampu penerangan.
b.    Ventilasi
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan karena selain untuk kenyamanan petugas dan penggunaan ventilasi juga diperlukan untuk bahan pustaka. Penyejukan ruangan perpustakaan yang efektif biasanya tidak menggunakan ventilasi tetapi menggunakan AC.
c.    Pengamanan
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, pencurian bahan pustaka, dll.
Ø      Kebakaran :
Penempatan jalan darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah dicapai, pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar, penyediakan alat-alat pemadam kebakaran, alat pendeteksi kebakaran (alarm sistem).
Ø      Banjir, gempa bumi dan petir (bencana alam)
Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi dari pada tanah disekitar bangunan, sistem pembuangan air hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman perpustakaan, perancangan bangunan tahan gempa dan memasang sistem penangkal petir terutama pada bangunan bertingkat.
Ø       Pencurian bahan pustaka
Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk dan peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat yang sullit dijangkau.
5.    Penggunaan Rambu-Rambu
Rambu-rambu/petunjuk dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan secara maksimal. Rambu-rambu dibuat dalam bentuk tulisan, simbol ataupun gambar. Contoh rambu di dalam perpustakaan seperti simbol atau tulisan “ meja informasi”, “ Penitipan Barang “, ‘ Harap Tenang” atau “Dilarang merokok”, dll. Dalam mendesain rambu di perpustakaan perlu memperhatikan huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dan dipahami. Di dalam penempatan rambu-rambu perpustakaan biasanya menggunakan metode digantung diplafon diatara rak, ditempel didinding atau perabot, ditempatkan berdiri diatas lantai atau perabot perpustakaan.
Untuk lebih meningkatkan layanan kenyamanan dan keindahan perpustakaaan desa/kelurahan alangkah baiknya rambu-rambu ini di buatkan dengan huruf/kaligrafi dan di bingkai dengan indah sehingga akan menambah kecantikan pemandangan di dalam ruangan perpustakaan.

      G.  Peran Tata Letak dan Desain Ruang Perpustakaan Desa
Peran tata letak dan adanya desain ruang perpustakaan desa adalah sebagai berikut :
1.  Memberi kesan nyaman saat memasuki perpustakaan dan kemungkinan akan menggunakan layanan lain di perpustakaan.
2.    Pemustaka akan merasa betah dengan keindahan dan kerapian penataan ruangan, dan hal tersebut juga memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari bahan pustaka yang di inginkan.
3.   Dengan penataan penerangan yang baik akan meningkatkan layanan membaca di tempat karena terangnya ruangan.
4.   Dengan penggunaan AC/penyejuk lainnya dapat membuat pengguna untuk tetap merasa betah dan nyaman saat membaca di perpustakaan.
5.   Peran yang paling utama dari penataan ruangan adalah membuat semua layanan yang ada/ di sediankan di perpustakaan ikut meningkat karena kwalitas penataan ruangan yang baik akan membawa manfaat yang baik pula untuk kegiatan lainnya. Seperti : meningkatkan kenyaman pengunjung dan menarik minat pengunjung datang, meningkatkan kinerja para pustakawan/pegawai sehingga akan meningkatkan layanan perpustakaan yang diberikan.

      H.  Strategi Pengembangan Perpustakaan Desa
 Upaya mengembangkan Perpustakaan Desa/Kelurahan bukanlah suatu usaha yang tiba-tiba muncul melainkan membutuhkan suatu proses yang panjang, yang melibatkan pikiran yang cerdas dan inovatif, sikap aktif dan kreatif, serta mengatur strategi yang matang agar tercapai hasil seperti yang diharapkan.
Strategi pengembangan perpustakaan pada hakekatnya adalah cara-cara sistematis yang perlu dilakukan dalam upaya melakukan pengembangan perpustakaan untuk mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi pengembangan harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam pengaturan strategi perlu juga dipertimbangkan beberapa komponen penting sebagai kajiannya serta memperhatikan setiap faktor pendukung dan penghambat dari komponen tersebut.
Dalam mengatur strategi pengembangan Perpustakaan Desa di Indonesia, ada beberapa komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam proses tersebut, yaitu:
1.    Sarana dan Prasarana Perpustakaan
 Pembangunan sarana dan prasarana perpustakaan merupakan komponen yang paling penting dalam pendirian sebuah Perpustakaan Desa/Kelurahan. Karena sarana dan prasarana inilah nanti yang akan menentukan bagaimana situasi dan kondisi suatu Perpustakaan Desa/Kelurahan. Sarana dan prasarana yang dimaksud yaitu ruangan/gedung perpustakaan, perlengkapan (termasuk meubelair), dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja.
Perpustakaan dikatakan baik dan ideal apabila memiliki ruangan/gedung yang memadai, koleksi yang lengkap dan fasilitas yang cukup. Dalam membangun sarana dan prasarana Perpustakaan Desa/Kelurahan perlu komitmen yang jelas dari para penentu kebijakan yaitu Bupati, Walikota, Camat, dan Kepala Desa/Kelurahan. Kalau perpustakaannya bagus, tidak kumuh, dan suasananya nyaman, apalagi didukung komitmen pemerintah daerahnya untuk terus memajukan perpustakaan, maka tingkat pendidikan masyarakatnya akan maju dan tingkat buta aksara masyarakatpun pasti rendah.
Perlu dipahami bahwa penyediaan gedung/ruangan Perpustakaan Desa/Kelurahan merupakan tanggung jawab pemerintah desa, yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Desa/Kelurahan. Kepala Desa/Kelurahan secara fungsional adalah penanggung jawab pelaksanaan penyelenggaraan Perpustakaan Desa/Kelurahan. Maka Kepala Desa/Kelurahan bertanggung jawab untuk menyediakan gedung/ruangan khusus untuk Perpustakaan Desa/Kelurahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBD).
2.    Koleksi perpustakaan
Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) minimal adalah seribu judul (2.500 eksemplar).
Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan bisa bersumber dari pembelian, hadiah, tukar menukar, sumbangan Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Provinsi, koleksi Perpustakaan Keliling, atau sumbangan dari masyarakat. Hal yang paling penting yang harus diperhatikan dalam pengadaan koleksi adalah pengelola perpustakaan harus benar-benar memperhatikan kebutuhan masyarakat pengguna jasa perpustakaan serta tujuan dan misi yang diemban oleh Perpustakaan Desa/Kelurahan. Perpustakaan Desa/Kelurahan melayani segala lapisan dan golongan masyarakat yang beraneka ragam. Oleh karena itu pengadaan koleksi harus memperhatikan keanekaragaman tersebut baik dari segi demografi lokasi tempat tinggal masyarakat, jenis mata pencaharian utama masyarakat, politik, ekonomi, sosial, budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Karena semua aspek ini sangat menentukan apakah koleksi perpustakaan akan berdayaguna atau tidak bagi masyarakat.
3.    Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Perpustakaan
     Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen penting dalam operasional Perpustakaan Desa/Kelurahan. SDM pengelola perpustakaan inilah nanti yang akan menentukan keberlangsungan sebuah perpustakaan. Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan biasanya ditunjuk langsung oleh Kepala Desa, bisa saja seorang pustakawan, pegawai administrasi kantor Kelurahan/Desa, Karang Taruna, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau masyarakat biasa.
4.    Sumber Dana Perpustakaan
     Anggaran atau sumber dana sebuah perpustakaan mutlak harus ada, karena tanpa ketersediaan anggaran akan sulit bagi perpustakaan untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Anggaran tersebut untuk membiayai semua operasional perpustakaan agar perpustakaan tetap dapat eksis dan semakin berkembang. Sumber dana/pembiayaan Perpustakaan Desa/Kelurahan sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 1984 Tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah berasal dari :
1.   Swadaya masyarakat Desa/Kelurahan
2.   Bantuan pemerintah (APBD/APBN)
3.   Lain-lain yang sah dan tidak mengikat
Pemerintah desa juga dapat menganggarkan dana Perpustakaan Desa/Kelurahan melalui ADD (Alokasi Dana Desa) yang bersumber dari APB Desa untuk operasional Perpustakaan Desa/Kelurahan yang meliputi pengadaan, pengolahan, dan pelayanan bahan pustaka sehingga Perpustakaan Desa/Kelurahan dapat tumbuh dan berkembang. Penentuan besar ADD untuk operasional Perpustakaan Desa/Kelurahan disesuaikan dengan kemampuan keuangan dalam APB Desa.
Pengalokasian anggaran untuk perpustakaan merupakan faktor penting dalam pengembangan Perpustakaan Desa/Kelurahan, sekaligus merupakan bentuk kepedulian pemerintah desa terhadap perpustakaan. Adanya anggaran menunjukkan bahwa pemerintah desa telah memiliki keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik yaitu mengajak masyarakatnya menjadi masyarakat yang melek informasi.
           5.   Promosi Perpustakaan Desa
     Promosi merupakan bagian penting di dalam perpustakaan termasuk perpustakaan Desa/Kelurahan. Karena promosi merupakan upaya untuk memperkenalkan Perpustakaan Desa/Kelurahan kepada masyarakat dan upaya untuk menjaring masyarakat desa agar mau memberdayakan perpustakaan yang ada.

         I.  Kesimpulan
Perpustakaan Desa/Kelurahan memiliki peran yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat terutama masyarakat desa/kelurahan di sekitar lokasi berdirinya perpustakaan. Oleh sebab itu semangat menyelenggarakan perpustakaan Desa/Kelurahan seyogyanya mendapat apresiasi dari semua pihak yang benar-benar berkomitmen terhadap upaya mencerdaskan masyarakat melalui kegiatan membaca di perpustakaan.
Desain/tata ruang perpustakaan desa adalah usaha untuk mengatur atau menyusun ruangan perpustakaan  desa dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi para petugas dan pemakai perpustakaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tata ruang perpustakaan adalah: letak dan luas bangunan, bentuk ruangan, pembagian ruangan, penataan perabot, penerangan, ventilasi, pengamanan dan penggunaan rambu-rambu di perpustakaan desa. Dengan adanya penataan semua hal ini maka akan meningkatkan kualitas dari layanan perpustakaan.

        J.  Saran
Untuk itu para pustakawan khususnya yang bekerja di perpustakaan desa sebaiknya perhatikan pula tata letak dan desain ruangan perpustakaan desa tersebut, karena tata ruang yang baik akan memberikan efek yang baik pada kwalitas layanan perpustakaan.


DAFTAR PUSTAKA
Luwarsih Pringgoadisurjo. Perpustakaan Chusus. Jakarta : Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga ilmu Pengetrahuan Indonesia, 1971.
Murniaty. Strategi Pengembangan Perpustakaan Desa Keluruhan Indonesia. Dunia Pustaka. Diakses : http://strategi_pengembangan_perpustakaan_desa_kelurahan_di_indonesia.html. Pada Tanggal : 19 September 2014.
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa. Editor Soekarman. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2001.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2010.
Sutarno. Membina Perpustakaan Desa : Dilengkapi Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2008.
Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2006.

No comments:

Post a Comment