Pages

Thursday, March 22, 2018

Makalah Otomasi Perpustakaan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan buku-buku, majalah, dan informasi aktual lainnya, yang dibutuhkan pada saat seseorang ingin menambah pengetahuan dari tulisan tersebut. Kehadiran perpustakaan bagi masyarakat bukan hanya menambah pengetahuan saja tetapi juga dapat membantu mencipatakan teknologi sederhana di dalam melakukan pekerjaannya. Pada akhir ini kita sering menjumpai istilah teknologi informasi baik dalam berbagai media seperti radio, televisi, dan lain-lain. Istilah teknologi informasi merupakan gabungan dari dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi.
Yang termasuk teknologi informasi dalam perpustakaan itu yaitu seperti komputer dan alat-alat elektronik lainnya.Teknologi informasi yang baru dalam perpustakaan memungkinkan mengubah fungsi peralatan yang telah ada ataupun menawarkan produk baru, maka bila pemakai terdahulu hanya terbiasa dengan menggunakan buku, majalah, sistem pos, dan kini dengan bantuan teknologi informasi telah muncul sistem pos elektronik, dan sebagainya. Dan juga sistem teknologi memutasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pustawan secara manual digantikan dengan sistem otomasi.
B.  Rumusan Masalah
1.  Apakah yang dimaksud dengan otomasi perpustakaan ?
2.  Apakah peranan otomasi terhadap perpustakaan ?
3.  Apa saja manfaat otomasi dalam perpustakaan ?
4.  Apa tujuan otomasi perpustakaan ?
5.  Apa saja kendala yang timbul dalam otomasi di perpustakaan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Otomasi Dalam Perpustakaan
Kata otomasi yaitu diambil dari kata otomatis atau pengotomatisan yang artinya yang melakukan dan mengatur pekerjaan adalah tenaga mesin. Dan perpustakaan merupakan sumber informasi, sebagai sumber informasi perpustakaan harus melakukan aktivitas-aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi
Otomasi perpustakaan merupakan sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI). Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengelola serta menyebarkan informasi. Teknologi yang digunakan tidak saja terbatas pda perangkat kerasb (alat) dan perangkat lunak (program), tetapi juga mengikutsertakan manusia yang akan menjalankan teknologi tersebut, serta tujuan yang ditentukan.
Dengan adanya sistem otomasi dalam perpustakaan, proses pengolahan data koleksi perpustakaan menjadi lebih cepat dan mudah. Otomasi Perpustakaan merupakan pemanfaatan teknologi informasi untuk kegiatan-kegiatan dalam perpustakaan meliputi pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan menyebarluaskan informasi, dan juga mengubah sistem perpustakaan manual menjadi sistem perpustakaan komputerisasi.
B.  Peranan sistem Otomasi Terhadap Perpustakaan
Otomasi dalam perpustakaan juga penting. Jika perpustakaan hanya memiliki ratusan judul buku dan puluhan peminjam mungkin sistem otomasi  dalam perpustakaan belum begitu diperlukan, namun apabila judul buku yang dimiliki oleh perpustakaan sudah mencapai ribuan bahkan puluhan ribu dan peminjaman sudah mencapai ratusan orang perhari maka otomasi perpustakaan sudah sangat diperlukan. Otomasi perpustakaan akan meringankan pekerjaan staff-staff dalam pelayanan perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam mencari dan memamfaatkan koleksi-koleksi  yang ada dalam perpustakaan. Teknologi informasi dalam perpustakaan akan menjadikan pekerjaan dan layanan perpustakaan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat. Seperti dalam proses katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC. Contohnya :
-  Memudahkan dalam pembuatan catalog, perpustakaan yang belum menerapkan otomasi pada umumnya harus membuat kartu catalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul, atau subjeknya dan menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat catalog secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan biaya. Penerapan computer akan dapat menghemat segalanya, proses pembuatan catalog akan lebih mudah.
-  Memudahkan dalam layanan sirkulasi, dengan computer pekejaan peminjaman buku dapat dilakukan dengan cepat dan mudah yaitu hanya dengan menyorot barcode kartu kemudian menyorot barcode buku selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian kemudian secara otomatis akan terjadi transaksi.
- Memudahkan dalam penelusuran melalui katalog, Otomasi perpustakaan akan memudahkan pemustaka dalam menelusuri informasi khususnya catalog melalui OPAC, pemustaka dapat langsung menelusuri sistem OPAC tanpa harus mencari dan memilah-milah kartu katalog, pemustaka dapat menemukan buku yang dicari dengan cepat.
Manfaat otomasi dalam perpustakaan antara lain :
-          mengatasi keterbatasan waktu 
-          mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang dsb.
-          dapat dimanfaatkan secara bersama-sama
-          mempercepat proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian
-          memperingan pekerjaan
-          meningkatkan layanan
-          memudahkan dalam pembuatan laporan statistik
-          menghemat biaya
-          menumbuhkan rasa bangga.
-          mempermudah dalam pelayanan.
C.  Tujuan Otomasi Perpustakaan
Tujuan otomasi didalam perpustakaan meliputi :
1.   Memudahkan integrasi kegiatan perpustakaan.
Pada perpustakaan yang masih menggunakan sistem manual, kegiatan perpustakaannya masih dilakukan secara terpisah-pisah belum terintegrasi. Misalnya antara kegiatan pengolahan bahan pustakan dengan kegiatan sirkulasi peminjaman dan penelusuran tidak terintegrasi, sehingga stok bahan pustakan tidak bisa secara langsung terpantau pada bagian sirkulasi peminjaman dan untuk penulusuran bahan pustaka. Dengan adanya otomasi perpustakaan maka ketiga kegiatan ini dapat terintegrasi sehingga stok bahan pustakan secara lasung dapat terpantau dan akan memudahkan pada kegiatan sirkulasi peminjaman maupun untuk kegiatan penelusuran bahan pustakan, karena secara pasti pengguna perpustakaan mengetahui stock bahan pustaka dan di lemari mana bahan pustaka berada. Kalaupun bahan pustaka tersebut dipinjam maka pengguna perpsutakaan dengan cepat dapat mengetahui siapa yang sedang peminjam dan kapan bahan pustaka tersebut dikembalikan.
2.  Memudahkan kerja sama dan pembentukan jaringan perpustakaan
            Dengan adanya otomasi maka akan memudahkan kerjasa antar perpustakaan karena tersedianya alat komunikasi data yang sudah cukup cangggih yaitu jaringan internet. Dengan adanya internet maka antar perpustakan dapat melukan komunikasi setiap saat dan antar perpustakaan juga dapat melakukan pengiriman data dan tukar menukar data dan informasi. Pada saat sistem manual tentunya hal ini akan sulit dilakukan.
3.  Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan
Pada sistem manual duplikasi kegiatan tak bisa dihindari karena semua kegiatan pendataan dilakukan sescara manual melalui pencatatan atau pengetikan. Sedang pada otomasi perpustakaan semua kegiatan pendataan dilakukan secara komputerise sehingga terbangun suatu basis data atau pangkalan data. Dengan adanya basis data ini maka akan terhidari duplikasi kegiatan diperpustakaan. Misalnya pada kegiatan sirkulasi peminjaman, petugas tidak perlu lagi menulis nama anggota dan alamat anggota tapi cukup memasukan nomor id anggota demikian juga untuk bahan pustaka yang dipinjam cukup dimasukan nomor id bahan pustaka maka deskripsi bahan pustaka dengan sendirinya akan tampil di layar komputer.
4.  Menghindari dari pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan
Pada sistem manual, kegiatan yang paling rutin dilakukan dan yang membosankan adalah pembuatan label punggung bahan pustaka, pembuatan katalog bahan pustaka dan barcode bahan pustaka. Dengan otomasi perpustakaan kegiatan ini akan mudah dilakukan oleh petugas perpustakan karena cukup memanfaatkan basis data dengan bantuan program atau software komputer maka pencetakan label punggung bahan pustaka, katalog bahan pustakan dan barcode bahan pustaka dengan mudah dapat dilakukan.
5.  Meningkatkan Efisiensi
Otomasi perpustakaan memberikan dampak yang lebih baik bagi pengelola perpustakaan dan pengguna perpustakaan. Hal ini disebabkan kerena adanya efisiensi yang terjadi dalam otomasi perpsutakaan tersebut. Dengan adanya otomasi perpustakaan maka efisiensi tenaga, waktu dan biaya akan terasa bagi pengelola perpustakaan, demikian juga bagi pengguna perpustakaan karena pengguna perpustakaan dapat mengakses data dan informasi bahan pustaka dari mana dan kapan pun.
D.  Sistem Otomasi Dalam Perpustakaan
a.  Hardware
         Hardware dalam bahasa Indonesia adalah perangkat keras yaitu suatu sarana komputer, yang terdiri dari monitor, CPU, keyboard, mouse, dan lain sebagainya.
b.  Sofware
Sofware adalah merupakan perangkat lunak yang terdapat didalam komputer, yang berisikan program-program yang dijadikan oleh perangkat keras dalam melaksanakan instruksi-instrusi untuk memerintah mesin melakukan tugas tertentu.
c.  Brainware
Disamping ada perangkat keras dan lunak dalam sistem komputer otomasi ada juga perangkat yang sangat berperanan di dalam mencapai suatu tujuan sistem jaringan otomasi, yakni perangkat pemikir (Otak) yaitu disebut sumber daya manusia. Karena perangkat sumber daya manusialah yang akan merencanakan, melaksanakan, mengndalikan, dan mengevaluasi serta menindak lanjuti suatu program otomasi perpustakaan.
d.  Pedoman Standar
Jika kita ingin bekerja maksimal dan terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu, maka perlu ada arah pandang tersendiri. Di dalam melaksanakan kegiatan otomasi perpustakaan juga harus memiliki pedoman standar kerja pengolahan yang jelas agar pelaksanaan pekerjaan terarah dan ada keseragaman kerja yang terpadu.
e.  Data dan Informasi
Data adalah suatu fakta atau keterangan yang benar dan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian. Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang. Namun yang dimaksud data dan informasi dalam system otomasi perpustakaan adalah segala bentuk yang dapat memberikan keterangan atau informasi kepada pengguna perpustakaan, sehingga kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menggunakan sarana yang ada di perpustakaan,. Saran yang memiliki informasi dan paling banyak diperlukan di perpustakaan adalah koleksi bahan pustaka dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, jurnal, dan informasi-informasi terseleksi lainnya, baik dalam bentuk manual maupun elektronik (rekaman).
E.  Kendala yang Timbul Dalam Otomasi di Perpustakaan
Banyak kendala yang dihadapi dalam membangun otomasi perpustakaan. Kendala yang mungkin muncul antara lain :
1.  Kesalahpahaman tentang otomasi perpustakaan
Anggapan yang pertama mengatakan bahwa biaya otomasi perpustakaan sangat besar. Sebenarnya dengan adanya otomasi perpustakaan justru akan menghemat biaya. Penghematan tersebut dapat diliahat, misalnya, dalam pembuatan dan penyajian katalog. Apabila kita menerapkan sistem manual yang standar, perpustakaan harus membuat minimal 3 katalog untuk setiap judul buku. Masing-masing adalah katalog judul, pengarang, dan subyek. Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi informasi sekarang ini dimana harga hardware dan softwere cenderung turun dari waktu ke waktu  hal ini juga dapat menguntungkan perpustakaan untuk mendapatkan hardwere dan softwere dengan harga yang terjangkau untuk kepentingan otomasi perpustakaan, maka biaya untuk otomasi perpustakaan dapat semakin ditekan.
2.  Kurangnya staf yang terlatih
Kurangnya staf yang terlatih biasanya menjadi kendala yang menghambat pengembangan otomasi perpustakaan. Pembangunan otomasi perpustakaan paling tidak harus mempunyai staf yang mampu mengoperasikan komputer (operator), bahkan kalau perlu mempunyai tenaga ahli. Hal inilah yang dapat menyebabkan terhambatnya pengembangan perpustakaan termasuk dalam membangun otomasi perpustakaan. Berkaitan dengan staf yang menangani otomasi perpustakaan setidaknya harus punya keahlian tentang komputer, dalam hal ini diperlukan pustakawan juga diperlukan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan otomasi perpustakaan.
3.  Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan
Dukungan pimpinan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun otomasi perpustakaan. Tanpa dukungan pimpinan yang memadai rencana otomasi perpustakaan tidak akan berhasil dengan baik. Dukungan tersebut dapat berupa dana, pengembangan staf dan lain sebagainya.
4.  Input data
Proses input data biasanya juga menjadi kendala dalam membangun otomasi perpustakaan. Apalagi kalau jumlah koleksi perpustakaan sudah besar tentu akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Agar proses input data dapat lancar dan tidak perlu dana besar serta tidak mengganggu layanan perpustakaan, sebaiknya pada permulaan pelaksanaan otomasi perpustakaan tetap menjalankan dua sistem yaitu sistem manual dan sistem otomasi. Input data dimulai dari buku-buku baru, kemudian buku yang sering dipakai, dan kalau waktunya longgar baru input data buku yang lain. Setelah jumlah data yang dimasukkan dianggap pantas untuk dilayankan sebaiknya secepatnya dilakukan layanan sirkulasi dengan komputer. Dengan cara demikian akan memperlancar proses pelaksanaan  otomasi perpustakaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat dsimpulkan bahwa melakukan otomasi perpustakaan merupakan suatu keharusan bagi perpustakaan, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang menjelas bahwa pengembangan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Namun untuk melakukan otomasi perpustakaan perlu ada suatu pemahaman yang benar terhadap otomasi perpustakaan mulai dari pengertian otomasi perpustakaan, tujuan otomasi perpustakaan, manfaat otomasi perpustakaan dan kendala dalam otomasi perpustakaan. Pemahaman ini sangat penting karena pekerjaan otomasi perpustakaan bukanlah pekerjaan yang mudah seperti membaik telapak tangan, namun memerlukan pemikiran.

DAFTAR PUSTAKA
Buyung Basyir. Manajemen Perpustakaan dan Modal Intelektual. Banda Aceh: Fakultas Adab, 2012.
Sulistyto Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan
Try Septiyantono. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yokyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007.